Harga gula tercampur pada hari Kamis. Awalnya harga turun, dengan gula New York mencapai posisi terendah satu minggu dan gula London ke posisi terendah empat tahun. Tekanan ini datang dari prediksi Covrig Analytics tentang surplus gula global sebesar +4,1 juta ton untuk musim 2025/26. Tapi, kemudian ada pembelian di level rendah yang bantu harga pulih, bahkan gula London jadi naik.
Harga gula sudah turun selama tujuh bulan terakhir. Bulan lalu, gula New York mencapai level terendah dalam 4,5 tahun karena ada tanda-tanda produksi gula di Brasil yang lebih tinggi. Laporan Unica menunjukkan produksi gula Brasil di paruh pertama September naik 15,7% dibanding tahun lalu. Meskipun begitu, total produksi gula sampai pertengahan September justru turun sedikit, -0,1%.
Prediksi ekspor gula yang lebih banyak dari India juga tidak bagus untuk harga. Curah hujan muson yang deras kemungkinan akan hasilkan panen gula yang sangat baik. Badan Meteorologi India melaporkan muson tahun ini adalah yang terkuat dalam 5 tahun. Sebuah asosiasi pabrik gula memperkirakan produksi gula India 2025/26 akan naik 19%.
Faktor lain adalah pernyataan dari pedagang gula Sucden, yang mengatakan India mungkin akan alihkan 4 juta ton gula untuk ethanol, tapi jumlah ini tidak cukup untuk mengurangi surplus gula mereka. Ini bisa menyebabkan India ekspor hingga 4 juta ton gula, lebih dari perkiraan sebelumnya yang hanya 2 juta ton. India adalah produsen gula terbesar kedua di dunia.
Di Thailand, produsen gula memperkirakan panen 2025/26 akan naik 5%. Thailand adalah produsen gula terbesar ketiga dan eksportir terbesar kedua di dunia.
Organisasi Gula Internasional (ISO) memperkirakan akan ada defisit gula global untuk musim 2025/26, yang merupakan tahun keenam berturut-turut. Namun, defisitnya diproyeksi jauh lebih kecil dibanding tahun sebelumnya. ISO juga memproyeksikan produksi gula global akan naik 3,3% dan konsumsinya naik 0,3%.