Bitcoin (BTC-USD) mengalami minggu yang sulit. Harganya sempet jatuh dibawah $100,000, ini adalah level terendah dalam waktu enam bulan.
Pada hari Jumat, harga cryptocurrency terbesar di dunia itu turun sampai 20% dari rekor tertingginya di atas $126,000 yang dicapai pada 6 Oktober.
Wall Street bilang penurunan ini karena investor awal jual aset Bitcoin mereka dalam jumlah besar. Sejak akhir Juni, penjualan bersih dari pemegang jangka panjang sudah lebih dari 1 juta bitcoin.
Ada juga likuidasi besar-besaran posisi kripto yang pakai leverage pada 10 Oktober, yang membuat pasar tambah berat. Bitcoin susah bangkit setelah jatuh di bawah level support $117,000 dan kemudian $112,000.
“We haven’t really reclaim level ini sejak saat itu, dan saya pikir itu tanda bahwa kita sedang dalam pasar bear,” kata Markus Thielen dari 10X Research.
Perusahaannya, yang bulan lalu prediksi bitcoin akan jatuh ke $100,000, sekarang perkirakan pasar mungkin butuh “beberapa minggu lagi” untuk capai titik terendah yang bisa dibeli.
“Saya pikir ada risiko singkat dimana kita bisa koreksi lebih dalam lagi,” tambah dia.
10X Research bilang pembeli marginal sekarang mundur. Manajer dana yang pegang ETF bitcoin mungkin juga terpaksa kurangi posisi mereka karena harga aset turun.
Penguatan nilai Dolar AS baru-baru ini juga bisa jadi tantangan untuk pasar kripto. Kenaikan dolar yang terus terjadi mungkin jadi penghalang untuk bitcoin.
“Ada kekosongan di bawah $93,000, dan tidak banyak support di sana,” kata Thielen. “Bisa saja ada likuidasi yang bawa kita ke level $70,000.”
“Biasanya investor awal ini jual di puncak siklus, hanya untuk beli lagi nanti, dan saya pikir itu yang akan kita lihat disini,” tambahnya.
Hal-hal yang bisa naikkan harga termasuk kemungkinan Fed turunkan suku bunga pada Desember dan kepemimpinan baru di bank sentral yang lebih mendukung.
Pemerintah AS yang buka kembali juga bisa bantu kripto, karena beberapa strategi perkirakan likuiditas tambahan dari belanja pemerintah akan mengalir kembali ke pasar dan dukung harga.
“Penutupan pemerintah ini bikin kondisi likuiditas macet dan tambah kekhawatiran soal pertumbuhan,” kata Sean Farrell dari Fundstrat.