Banyak orang Amerika tidak menikmati masa pensiun dengan nyaman secara finansial. Menurut Survei Pensiun AS Schroders 2025, 19% pensiunan “berjuang” atau “hidup dalam mimpi buruk”, sementara hanya 5% yang bilang mereka “hidup dalam impian”. Sayangnya, waktu untuk menabung dan merencanakan pensiun dengan strategi sudah lewat. Tapi bagi yang masih punya 10 tahun atau lebih sebelum pensiun, memahami tantangan pensiunan saat ini dan cara mempersiapkannya bisa menentukan perbedaan antara hidup bahagia atau sengsara.
1) Kamu mungkin tidak menabung cukup
Menurut penelitian kami, kurang dari separuh pensiunan Amerika (40%) merasa menabung cukup untuk pensiun, dan 45% bilang pengeluaran mereka lebih tinggi dari perkiraan.
Menabung untuk pensiun bisa sulit di usia berapa pun. Di usia 20-30an, kamu mungkin punya banyak prioritas keuangan seperti bayar utang kuliah, cicilan mobil, atau nabung buat rumah. Juga gampang menunda-nunda karena masih ada 30-40 tahun sebelum pensiun.
Di usia 40-50an, tanggungan keuangan berubah. Alih-alih bayar utang kuliah, kamu malah bayar kuliah anak. Daripada nabung buat rumah, kamu bayar cicilan rumah atau perbaiki atap bocor.
Karena efek bunga berbunga, semakin cepat kamu prioritaskan nabung pensiun, semakin besar peluang punya cukup uang setelah berhenti kerja. Ini penting terutama bagi yang mengandalkan dana pensiun 401k sebagai sumber penghasilan utama.
2) Siapkan hal tak terduga
Inflasi di AS pernah capai 14,7% di 1980, lalu 9% di 2022, dan sekarang 2,3%. Tapi kita tidak tahu seberapa tinggi inflasi saat kamu pensiun nanti. Pasar saham juga bisa naik atau turun saat kamu pensiun.
Menurut riset, tiga kekhawatiran terbesar pensiunan di 2025 adalah inflasi (92%), biaya kesehatan naik (85%), dan resesi pasar (80%).
Meski menakutkan dan tidak pasti, kamu bisa fokus pada hal yang bisa dikontrol: jumlah tabungan bulanan, partisipasi dalam program pensiun seperti 401k, strategi diversifikasi, dan usia pensiun.
Kebiasaan finansial yang baik dan keputusan bijak akan membantumu mencapai pensiun nyaman meskipun ada gejolak pasar atau inflasi.
3) Jangan asal-asalan
Dulu, pensiun perusahaan dan tunjangan sosial menjamin masa tua yang nyaman. Tapi sekarang, kebanyakan karyawan swasta tidak punya pensiun perusahaan.
Tanggung jawab menabung dan merencanakan pensiun sekarang ada di tangan karyawan. Banyak yang tidak punya rencana jelas untuk menentukan kapan pensiun, cara klaim tunjangan sosial, atau mengelola penghasilan setelah berhenti kerja.
64% pensiunan Amerika tidak bekerja dengan penasihat keuangan, dan 44% tidak punya rencana mengestimasi pengeluaran atau menentukan strategi investasi. Akibatnya, 62% tidak tahu berapa lama tabungan mereka akan bertahan.
Tidak semua orang perlu penasihat keuangan, tapi semua bisa dapat manfaat dari bimbingan untuk meningkatkan kondisi finansial dan memaksimalkan penghasilan setelah pensiun.
Keamanan finansial di masa pensiun tidak terjadi begitu saja – butuh perencanaan dan disiplin. Meski mudah menunda-nunda atau mengandalkan tunjangan sosial saja, realitanya berbeda dengan biaya hidup naik, pasar tidak pasti, dan sedikitnya jaminan pendapatan seperti dulu. Kabar baiknya, dengan mengontrol hal-hal yang bisa dikelola – seperti jumlah tabungan, strategi investasi, dan perencanaan keuangan – impian pensiunmu bisa tercapai.
Tidak pernah terlalu awal atau terlambat untuk mulai mengambil keputusan keuangan yang akan berbuah di masa depan.
Pendapat di artikel ini hanya pandangan penulis dan tidak selalu mencerminkan pendapat Fortune.