Sudah tiga tahun sejak ChatGPT diluncurkan. Banyak analis dan ahli teknologi bilang kalau Google ketinggalan dalam lomba mengembangkan AI. Tapi sekarang, keadaan sudah beda.
Google merilis software AI baru dan buat kesepakatan, misalnya dengan Anthropic, yang buat investor yakin perusahaan ini tidak akan kalah oleh OpenAI dan pesaing lain. Model terbaru Google, Gemini 3, langsung dipuji karena kemampuannya dalam bernalar, coding, dan tugas-tugas khusus. Bisnis cloud Google juga tumbuh stabil.
Permintaan untuk chip AI khusus Google juga naik. Chip ini adalah salah satu alternatif dari chip Nvidia. Laporan bahwa Meta berencana pakai chip Google bikin saham perusahaan induk Google, Alphabet, melonjak. Sahamnya sudah naik hampir $1 triliun. Ini juga karena Warren Buffett beli saham senilai $4.9 miliar.
Saham Alphabet naik 3.22% di New York dan perusahaan ini hampir capai nilai kapitalisasi pasar $4 triliun. Sebaliknya, saham SoftBank (pendukung besar OpenAI) turun ke level terendah dua bulan karena kekhawatiran persaingan dari Gemini Google. Saham Nvidia juga turun 5.51%.
Seorang analis bilang, Google seperti kuda hitam dalam lomba AI, dan sekarang “raksasa tidur itu sudah bangun.”
Google punya banyak keuntungan yang tidak dimiliki OpenAI, seperti data yang siap untuk latih model AI, profit yang besar, dan infrastruktur komputasi sendiri. CEO Google Sundar Pichai bilang mereka punya pendekatan “full-stack” untuk AI.
Kekhawatiran bahwa Google akan dibatasi regulator juga berkurang. Perusahaan ini baru saja hindari hukuman terberat dalam kasus anti monopoli di AS. Unit mobil tanpa sopir Alphabet, Waymo, juga menunjukkan kemajuan.
Beberapa keunggulan Google datang dari ekonominya. Mereka buat aplikasi AI, model software, arsitektur cloud, dan chip-nya sendiri. Mereka juga punya banyak data dari mesin pencari, Android, dan YouTube.
Perusahaan tech lain seperti Microsoft dan OpenAI juga berusaha buat chip sendiri agar tidak terlalu tergantung pada Nvidia. Selama ini, Google adalah satu-satunya pelanggan untuk processor buatannya sendiri, yang disebut TPU. Tapi sekarang startup AI Anthropic mengatakan akan menggunakan hingga 1 juta TPU Google.
Laporan juga mengatakan Meta berencana pakai chip Google di pusat datanya tahun 2027. Google tidak berkomentar tentang rencana spesifik ini, tapi mengatakan bisnis cloud-nya mengalami “permintaan yang meningkat.”
Seorang juru bicara Nvidia mengucapkan selamat atas kesuksesan Google tetapi menegaskan bahwa Nvidia “satu generasi lebih depan” dari industri.
Analis membaca berita tentang Meta sebagai sinyal kesuksesan Google. Mereka bilang, banyak perusahaan lain gagal bikin chip custom, tapi Google berhasil.
Google mengambil risiko untuk sampai di titik ini. Awal 2023, mereka konsolidasi upaya AI-nya di bawah pimpinan lab AI London, DeepMind. Pengaturan ulang ini ada masalahnya, seperti peluncuran fitur pembuat gambar yang bermasalah. Dulu, penelitian DeepMind di bidang seperti protein tidak banyak menghasilkan uang bagi Google, tapi sekarang fokus pada model dasar yang bersaing dengan OpenAI.
Pimpinan DeepMind berhasil pertahankan insinyur kunci meskipun ada tawaran gaji besar dari pesaing. CEO-nya, Pichai, juga mau bayar mahal untuk dapat talenta.
Gemini 3 Pro sekarang berada di peringkat atas papan peringkat AI. Salah satu pendiri OpenAI bilang model ini jelas merupakan “LLM tingkat satu.” Google mempromosikan model ini bisa selesaikan masalah sains dan matematika kompleks, serta perbaiki masalah seperti salah eja dalam gambar.
Minat konsumen lebih sulit diukur. Google bilang 650 juta orang pakai aplikasi Gemini, tapi OpenAI bilang ChatGPT punya 800 juta pengguna mingguan. Data dari Sensor Tower menunjukkan unduhan bulanan Gemini masih di bawah ChatGPT.
Google adalah raksasa iklan, tapi bisnis cloud-nya masih di peringkat tiga, di belakang Microsoft dan Amazon. Seorang analis bilang adopsi AI Google di perusahaan masih ketinggalan dari Microsoft dan Anthropic.
Sementara itu, OpenAI mengejar profit dengan jual versi premium ChatGPT dan software lain ke perusahaan. Mereka juga buat kesepakatan dengan pembuat chip.
CEO sebuah startup AI bilang, TPU Google paling menarik untuk perusahaan dengan tagihan komputasi besar, seperti Meta dan Anthropic. Seorang analis lain bilang industri chip bukan permainan dengan hanya satu pemenang.
Satu hal, pengembang AI hanya bisa akses chip Google lewat layanan cloud Google sendiri. Mereka bisa pakai GPU Nvidia dengan lebih fleksibel. Kalau pakai TPU, artinya mereka terkunci dalam ekosistem cloud Google.
Dulu, perusahaan mungkin hindari bergantung pada satu supplier. Tapi berkat kemajuan AI-nya, ini tidak lagi jadi masalah untuk Google.
Seorang analis di Forrester bilang, “Bisa dibilang Google kembali dalam permainan dengan Gemini 3. Laporan tentang ‘kematian’ Google sangat dilebih-lebihkan.”