Buat sebagian orang, jalan menuju kesuksesan dimulai dengan gelar MBA bergengsi dan program lulusan cepat. Tapi buat CEO perusahaan gaun pengantin besar, David’s Bridal, awalnya jauh lebih sulit. Dia nyaris tidak mampu bertahan, bekerja sambilan sebagai bartender di akhir pekan sambil merawat anak kecilnya dan kuliah saat memulai karir.
“Gaji bersih saya per bulan saat bercerai dari ayahnya dan hidup sendiri sebagai ibu tunggal hanya $882. Cicilan mobil $350, dan sewa rumah $350,” kata Kelly Cook ke The New York Times dalam sebuah wawancara baru-baru ini.
Untuk bertahan di awal karir, dia “makan banyak kacang pinto dan roti jagung.”
Sekarang, Cook memimpin perusahaan gaun pengantin besar dengan 200 toko di AS dan Kanada, punya sekitar 5.000 karyawan. Tapi beberapa dekade lalu, hidupnya sangat berbeda; dia besar dengan sedikit uang, harus kerja langsung setelah SMA untuk bantu ibunya. Cook akhirnya bisa kuliah, menikah “sangat cepat” di masa kuliah dan punya anak.
Pekerjaan kantoran pertamanya di Continental Airlines membawanya ke peran eksekutif di perusahaan retail besar seperti DSW, Kmart, dan Pier 1 Imports. Tapi masa-masa sulit itu, kuliah siang dan kerja malam, mengajarkannya pelajaran berharga.
“Itu membuktikan bahwa hidup memang sulit, tapi kamu gak usah khawatir sama hidup,” kata Cook. “Fokus aja sama hari ini.”
Awal Cook: hidup pas-pasan sambil kuliah, kerja, dan urus anak
Asal-usul eksekutif David’s Bridal ini beda banget sama orang kayak Elon Musk atau David Koch.
Cook dibesarkan di keluarga kelas menengah ke bawah oleh ibu rumah tangga dan ayah pemadam kebakaran. Tapi hidupnya berubah saat SMA ketika orang tuanya cerai, memaksanya melepas beasiswa di Baylor University untuk bantu bayar tagihan ibunya. Dia akhirnya masuk community college—ambil semua kelas matematika—sambil jatuh cinta, cepat menikah, dan punya anak 8 bulan kemudian.
Waktu masih kuliah, Cook dan suaminya pisah; jadi dia harus jadi ibu tunggal.
“Kelas pagi, kerja malem,” kenang Cook. “Aku bartender di Bennigan’s tiap akhir pekan, dan kerja sebagai petugas pendaftaran di ruang gawat darurat rumah sakit tempat ibuku kerja.”
Berkat tekad dan suka matematika, CEO kelahiran Selatan ini jadi analis keuangan dan logistik di Continental Airlines tahun 1994. Dia naik jabatan sampai jadi direktur manajemen hubungan pelanggan, buktikan kepemimpinannya untuk pegang peran besar.
Cook lalu jadi wakil presiden di perusahaan $93 miliar Waste Management Inc., sebelum jadi CMO di rantai retail besar kayak DSW, Kmart, dan Sears, sama Pier 1 Imports. Masuk jadi CMO David’s Bridal tahun 2019, dia naik jadi CEO April ini.
CEO lain yang juga mulai dari bawah
Cook bukan satu-satunya CEO yang harus berjuang keras.
Howard Shultz, mantan CEO raksasa kopi $111 miliar Starbucks, besar di proyek perumahan di Canarsie, Brooklyn, dan orang pertama di keluarganya yang kuliah. CEO Pret A Manger Pano Christou juga lahir dari keluarga pekerja, dan mulai kerja di McDonald’s dengan gaji $3,40 per jam.
Doug McMillion kerja di gudang Walmart umur 17 tahun dengan gaji $6,50 bongkar truk sebelum naik jabatan selama 30 tahun jadi CEO tahun 2014. Bos Kurt Geiger, Neil Clifford, bersihkan toilet di dealer mobil Fiat buat dapet uang sambil coba masuk dunia fashion.
Investor Mark Cuban juga punya awal sulit. Bintang Shark Tank ini awal bangun perusahaan teknologi MicroSolutions serba kekurangan, gak ambil cuti bertahun-tahun karena “bokek banget.”
“Aku tinggal, enam orang di apartemen tiga kamar, yang jelek banget. Tempatnya kumuh,” kata dia dalam wawancara dengan Sports Illustrated.