Selama bbrp bulan, Direktur Pelabuhan Los Angeles Gene Seroka memperingatkan tentang penurunan kedatangan kapal dari Cina dan jam kerja yg dikurangi tuk pekerja pelabuhan & sopir truk akibat ancaman tarif agresif Presiden Donald Trump.
Meskipun pelabuhan tersibuk di AS mencetak rekor volume pengiriman bulan lalu, Seroka blm bisa bernapas lega. Pelabuhan LA melaporkan Juni terpadat dlm sejarah 117 tahun dgn 892.000 kontainer, naik 8% dari tahun sebelumnya & pemulihan dari penurunan 9% di Mei. Tp, Seroka lihat ini sebagai tanda bisnis bersiap menghadapi ketidakpastian tarif berikutnya.
“Walau volume rekor adlh kabar baik, ini jg tunjukkan efek tarif yg sdh kami sebut sebelumnya,” kata Seroka ke wartawan pd Senin.
Platform rantai pasokan Project44 lihat tren serupa global, dgn “impor dari Cina lbh tinggi dr normal,” kata Eric Fullerton dari Project44 ke Fortune.
Peningkatan volume kiriman mungkin hasil dari jeda tarif 90 hari Trump di April & penurunan perang dagang dgn Cina dimana tarif ekspor turun ke 30%.
Seroka perkirakan gelombang kiriman akan reda lg di Agustus. Akhir musim panas bukan cuma akhir pesanan utk musim belanja liburan, tp jg batas waktu perdagangan terbaru. Trump ancam tarif 25% ke Jepang & Korea Selatan kalau tdk ada kesepakatan.
“Kami mungkin dapat dorongan terakhir impor ke AS, dan [bisnis] berusaha masuk sblm batas 1 Agustus,” kata Seroka. “Ini berita baik utk pekerja pelabuhan, sopir truk, gudang…tp perubahan jadwal berarti volume berpindah & ketidakpastian di Pelabuhan LA.”
Persiapan hadapi tarif
Lonjakan volume Juni mirip dgn Maret, saat perusahaan percepat kiriman utk hindari biaya tinggi sblm tarif Trump berlaku. Project44 laporkan impor dari Cina ke AS naik 3 minggu berturut-turut sblm tarif naik jadi 145%.
“Lingkungan dagang msh sangat tdk pasti, jadi perusahaan akan menimbun inventory sebanyak mungkin,” kata Fullerton. “Tapi risikonya sgt besar.”
Utk percepat kiriman, perusahaan mungkin harus pakai cadangan uang atau pinjam dgn syarat menguntungkan, hanya utk mungkin potong harga jual kelebihan stok.
Selain strategi percepatan, perusahaan jg ubah rantai pasokan. Beberapa perusahaan Fortune 500 “manfaatkan ukuran & hubungan dgn pemasok” dgn minta pindah pabrik, kata Fullerton. Lainnya beralih dr Cina ke Vietnam, Indonesia, Thailand, & Bangladesh dimana biaya operasi lbh murah.
Menurut Rebecca Homkes dr London Business School, data pengiriman akan terus naik-turun selama ketidakpastian dagang. Trump blm ungkap detail kesepakatan dagang dgn Cina, & tdk ada tanda kesepakatan dgn Meksiko, Kanada, atau UE setelah kenaikan tarif terbaru.
“Satu-satunya cara utk normalisasi adlh jika ada kejelasan ttg level tarif jangka menengah-panjang,” kata Homkes. “Dan kita jauhh dari kejelasan itu.”