Harga emas terus turun pada hari Senin, sedangkan harga saham mencapai rekor tertinggi yang baru. Hal ini membuat orang ragu-ragu tentang kenaikan harga emas yang sangat besar sebelumnya.
Sampai beberapa minggu lalu, emas terlihat sangat kuat dan terus memecahkan rekor. Harganya pernah naik lebih dari 60% dalam tahun ini. Tapi sejak mencapai puncaknya awal bulan ini, harganya sudah turun 9%, dan sekarang sekitar $4,000 per ons.
Beberapa ahli di Wall Street mencoba menjelaskan kenapa permintaan emas naik. Ada yang bilang karena orang ingin menjauhi aset dalam bentuk dolar AS, atau karena yang disebut ‘debasement trade’, yaitu ketika pemerintah membiarkan inflasi tinggi untuk mengurangi hutang mereka.
Tapi Hamad Hussain, seorang ekonom di Capital Economics, punya penjelasan yang lebih sederhana. Dia bilang, kenaikan harga emas yang terakhir kelihatan seperti gelembung pasar yang hampir pecah. Jadi, dia memperkirakan harga emas akan turun jadi $3,500 per ons pada akhir tahun 2026.
Kenaikan harga emas setelah bulan Agustus terutama didorong oleh perasaan takut ketinggalan (FOMO), kata Hussain. Meskipun begitu, perkiraan yang lebih rendah ini bukan berarti harga emas akan jatuh bebas, karena tren permintaan jangka panjang akan membuat harganya tetap tinggi. Misalnya, bank sentral masih membeli emas untuk cadangan mereka, dan investor di Cina masih melihat emas sebagai tempat menyimpan uang yang aman setelah pasar properti di sana jatuh.
Tapi, John Higgins, ahli ekonomi pasar di perusahaan yang sama, mengatakan bahwa pendorong permintaan itu terbatas. Dia tidak yakin pangsa emas dalam cadangan global akan kembali setinggi dulu. Sebaliknya, pasar saham Cina yang panas mungkin bisa mengurangi daya tarik emas di sana.
Higgins juga membantah teori ‘debasement trade’. Dia menunjukkan bahwa ketika emas naik antara awal Agustus dan pertengahan Oktober, nilai dolar justru stabil dan harga obligasi pemerintah AS malah naik. Menurutnya, kenaikan harga emas justru lebih karena rasa takut ketinggalan momentum, yang sekarang mungkin berubah menjadi penurunan kecil.
Penurunan harga emas yang tiba-tiba ini berbeda dengan beberapa pandangan yang sangat optimis. Seorang ahli pasar bernama Ed Yardeni baru-baru ini menyatakan dia tetap optimis. Dia menyebut peran emas sebagai pelindung dari inflasi, bank sentral yang mengurangi ketergantungan pada dolar, dan gejolak perang dagang.
Yardeni bahkan memprediksi harga emas bisa mencapai $5,000 pada tahun 2026, dan mungkin $10,000 sebelum akhir dekade ini.