Futures saham AS diperdagangkan mixed pada hari Senin, namun tetap mendekati rekor tertinggi karena investor bersiap untuk serangkaian hasil besar dari bank-bank terbesar untuk menguji reli tersebut dan peluang terjadinya “soft landing” ekonomi.
Futures S&P 500 (ES=F) naik sekitar 0,2% setelah ditutup di atas 5.800 untuk pertama kalinya, sementara kontrak pada Nasdaq 100 (NQ=F) yang didominasi teknologi naik 0,3%. Futures Dow Jones Industrial Average (YM=F) turun 0,2%.
Hasil perusahaan menjadi pusat perhatian saat minggu penuh pertama hasil kuartal ketiga dimulai. Bagaimana musim ini berlangsung dianggap sebagai kunci bagi reli saham karena pasar bullish memasuki usia 2 tahun.
Dow dan S&P 500 ditutup pada akhir pekan yang menang di level tertinggi baru setelah hasil JPMorgan Chase (JPM) dan Wells Fargo (WFC) sebagian besar lolos uji Wall Street. Fokus investor tetap pada bank-bank besar dengan laporan dari Goldman Sachs (GS), Citi (C), dan Bank of America (BAC) pada agenda Selasa, dan Morgan Stanley (MS) akan dilaporkan pada hari Rabu.
Sementara itu, masih ada ketidakpastian tentang apakah Federal Reserve akan melakukan pemotongan suku bunga lagi. Laporan tenaga kerja yang bersifat benign dan data yang menunjukkan inflasi konsumen dan grosir yang “sticky” membangun argumen untuk tidak ada pemotongan suku bunga pada bulan November, beberapa analis berpendapat. Data penjualan ritel nanti dalam minggu ini akan menjadi pertimbangan apakah ekonomi telah bertahan menghadapi kebijakan Fed — soft landing yang diinginkan.
Baca lebih lanjut: Apa arti pemotongan suku bunga Fed bagi rekening bank, deposito berjangka, pinjaman, dan kartu kredit
Di tempat lain, saham-saham China awalnya bergerak naik turun saat investor meneliti janji stimulus terbaru dari Beijing, namun berhasil naik dan menghidupkan kembali reli historis mereka baru-baru ini.
Di front perusahaan, saham Boeing (BA) turun dalam perdagangan pra-pasar amid pertanyaan tentang masa depan produsen pesawat yang sedang krisis tersebut. Perusahaan ini, yang menghadapi kerugian rekor $5 miliar pada kuartal ketiga, telah memangkas 17.000 pekerjaan karena mogok kerja selama sebulan menghantam manufaktur.