Negara-negara yg ingin membalas tarif atau kebijakan keamanan Presiden Donald Trump menjadikan pesawat tempur siluman F-35 sebagai sasaran empuk.
Reaksi terbaru muncul setelah tarif 39% Trump untuk Swiss berlaku pada Kamis, memaksa politisi di sana meminta pembatalan pesanan jet senilai $9.1 miliar dari Lockheed Martin.
“Negara yg melempar batu dalam perdagangan tidak pantas dapat hadiah,” kata seorang politisi Swiss, menurut Bloomberg.
Pada 2022, Swiss menandatangani kontrak untuk 36 F-35 ganti pesawat F/A-18 Hornet dan F-5 Tiger. Harganya waktu itu $6.25 miliar, tapi naik karena inflasi. Hal ini menimbulkan ketegangan antara AS dan Swiss jauh sebelum konflik tarif terakhir.
Eskalasi soal F-35 terjadi beberapa hari setelah Spanyol memutuskan tidak beli F-35, memilih Eurofighter yg kurang canggih atau Future Combat Air System yg masih dikembangkan Prancis, Jerman, dan Spanyol. Bulan Juni, Trump kritik Spanyol karena tidak memenuhi target belanja pertahanan NATO 5% dari PDB di 2035.
Awal tahun ini, Portugal dan Kanada (anggota NATO) juga ragu-ragu beli F-35 karena keraguan atas komitmen keamanan AS dan tarif yg mengancam.
“Posisi AS terkait NATO dan situasi geopolitik membuat kami pertimbangkan opsi terbaik, karena prediktabilitas sekutu harus dipertimbangkan,” kata Nuno Melo, mantan Menteri Pertahanan Portugal di Maret.
Kanada juga bilang di Maret bahwa mereka melihat pesawat tempur lain karena tekanan politik untuk batalkan kesepakatan $13 miliar utk 88 F-35 yg ditandatangani di 2023. Kanada sudah bayar 16 pesawat pertama, tapi bisa beralih ke pesawat Eropa setelah batch itu.
Tapi Kamis lalu, sumber bilang ke Reuters bahwa pejabat pertahanan Kanada kuatkan argumen untuk beli semua 88 F-35, meski belum rekomendasi resmi.
Pentagon belum tanggapi permintaan komentar. Lockheed bilang, “Penjualan militer luar negeri adalah transaksi pemerintah-ke-pemerintah, dan ini sebaiknya ditangani pemerintah AS atau negara terkait.”
### Sekutu lain tambah pesanan F-35
Pesanan dari Swiss kecil dibanding bisnis F-35 Lockheed secara keseluruhan. Ratusan F-35 sudah dipakai militer AS dan sekutu utama di seluruh dunia. Pentagon rencana beli 2,400 F-35 untuk Angkatan Udara, Angkatan Laut, dan Korps Marinir ganti pesawat tua non-siluman.
JP Morgan perkirakan F-35 akan capai 25% penjualan Lockheed tahun ini. Di kuartal kedua, penjualan pesawat (termasuk F-35) naik 2% dan capai 41% dari total penjualan.
Sementara itu, negara lain tambah pesanan baru-baru ini, termasuk 12 dari Inggris, 11 dari Belgia, dan setidaknya 10 dari Denmark, kata Lockheed.
Mungkin ada tambahan lagi setelah kesepakatan perdagangan AS-EU bulan lalu mengharuskan Uni Eropa beli “jumlah besar” senjata AS.
Pentagon pertama kali kasih kontrak F-35 ke Lockheed di 2001, dan program ini sering dikritik karena biaya melonjak, keterlambatan, dan harga mahal. Departemen Pertahanan AS perkirakan total biaya program ini akan capai $1.8 triliun termasuk pengembangan, produksi, operasi, dan pemeliharaan seumur hidup pesawat.
Meski Pentagon dan Boeing sedang kembangkan pesawat siluman generasi baru F-47 (yg akan terbang bersama drone otonom), F-35 diprediksi jadi tulang punggung armada tempur AS selama dekade mendatang.
Untuk sekarang, F-35 tetap jadi pesawat tempur paling canggih yg tersedia untuk sekutu AS. Pesawat ini juga sudah terbukti di misi tempur nyata, termasuk operasi Angkatan Udara Israel melawan target di Iran.
Di Februari, analis JP Morgan tegaskan F-35 adalah kemampuan penting bagi AS dan sekutunya.
“Meski banyak kritik, F-35 tetap memberikan kemampuan signifikan dengan harga relatif terjangkau. Inilah kenapa F-35 tetap menang di kompetisi internasional,” tulis mereka. “Investasi di drone perlu terus dilakukan, tapi drone masih jauh dari bisa gantikan F-35, mungkin dalam waktu lama.”
Perkenalkan Fortune Global 500 2025, peringkat perusahaan terbesar di dunia. Jelajahi daftar tahun ini.