CEO Tesla Elon Musk baru saja mengakui bahwa kepemilikannya 13% di perusahaan mobil listrik itu membuat dia rentan terhadap pemegang saham aktivis yang bisa mencoba mengeluarkan dia dari perusahaan bernilai $1 triliun itu. Tapi, dia bilang dia seharusnya tidak punya kendali terlalu besar sampai dewan tidak bisa memecatnya jika dia jadi “gila”, kata dia dalam panggilan pendapatan Rabu lalu.
“Ini penting—saya tidak mau punya kendali kecil sampai bisa dengan mudah diambil alih oleh pemegang saham aktivis,” kata Musk. “Itu kekhawatiran besar buat saya seperti yang pernah saya bilang dan semoga dibahas di rapat pemegang saham nanti.”
Saya tidak nyaman mengembangkan Tesla jadi pemimpin di AI & robotik tanpa punya kontrol suara ~25%. Cukup untuk berpengaruh, tapi tidak terlalu banyak sampai saya tidak bisa diganti.
Musk punya 13% saham Tesla, senilai sekitar $139 miliar. Dia sebelumnya bilang ingin punya 25% saham karena Tesla semakin masuk ke AI dengan Full Self Driving dan robotika. Saham segitu bakal bernilai $267.5 miliar dan lebih besar dari pemegang saham besar seperti Vanguard dan Blackrock.
Tapi Tesla punya pertahanan terhadap aktivis. Aturannya butuh suara supermayoritas (66.67%), bukan cuma 50%. Dewan janji tahun lalu akan hapus aturan itu, tapi belum berhasil.
Tesla laporkan hasil campuran di kuartal kedua. Pendapatannya turun 12% jadi $22.5 miliar, yang terburuk dalam 10 tahun. Tapi masih untung $1.2 miliar. Pengiriman turun 13% ke 384.122 unit.
Tesla baru luncurkan pilot Robotaxi di Austin dan buka restoran plus bioskop di stasiun charger di Hollywood. Tapi eksekutif Tesla tidak jawab spekulasi soal investasi di xAI milik Musk atau pertanyaan tentang keterlibatan Musk di politik.
Banyak investor retail tanya tentang gaji Musk dan rencana dewan mengawasi aksi politiknya. “Elon punya kebebasan bicara,” tulis satu pemegang saham. “Tapi brand ambassador Tesla tidak. Apa yang dewan lakukan untuk pisahkan Tesla dari aksi pribadi CEO-nya?”