Gen Z, yang dikenal sebagai ahli tren TikTok, sepertinya terjebak pada kebiasaan mereka sendiri. Mereka sering terlihat menatap hp dengan ekspresi kosong. Ya, “tatapan Gen Z” telah menjadi sensasi di media sosial yang unik karena mengkritik Gen Z sendiri, bukan generasi lain, seperti kebalikan dari “millennial pause.” Kamu mungkin pernah mengalaminya saat memesan kopi dan barista hanya menatapmu, atau saat berbicara dengan rekan kerja yang sepertinya tidak mengerti karena mereka hanya diam dan menatap.
Tren ini cepat menjadi bahan perdebatan tentang budaya kerja, perbedaan generasi, dan masa depan keterampilan sosial. Walaupun terlihat seperti meme biasa, tatapan Gen Z mencerminkan perubahan ekonomi dan sosial yang lebih besar saat generasi termuda ini mengubah pasar tenaga kerja.
Satu pengguna Reddit bercerita tentang pengalamannya di toko cokelat: “Pegawai muda di kasir hanya menatap kosong saat kuucapkan ‘Hai!’ Dia tidak berkata apapun, bahkan saat kuucapkan terima kasih. Aku jadi bingung, apa aku melakukan kesalahan?” Banyak pertanyaan serupa di forum seperti r/generationology dan r/NoStupidQuestions.
Apa itu tatapan Gen Z?
Tatapan Gen Z digambarkan sebagai pandangan kosong dan tidak responsif, sering menggantikan salam atau obrolan kecil di pekerjaan layanan. Generasi lebih tua menganggap ini sebagai tanda kurangnya keterampilan sosial. Tapi Gen Z bilang ini reaksi alami terhadap interaksi canggung atau hanya preferensi untuk kejujuran daripada basa-basi.
Dampaknya di tempat kerja
Manajer dan rekan kerja yang lebih tua mengeluh bahwa tatapan ini mencerminkan masalah komunikasi langsung, yang penting dalam pekerjaan layanan pelanggan. Hal ini bisa menyebabkan kesalahpahaman dan ketidakpuasan pelanggan. Perusahaan kini lebih banyak menginvestasikan pelatihan keterampilan sosial untuk karyawan Gen Z.
Beberapa manajer bahkan stres dan mempertimbangkan berhenti karena kesulitan mengelola Gen Z, dengan 18% berpikir untuk resign dan 27% lebih memilih untuk tidak mempekerjakan Gen Z jika bisa. Tatapan ini telah menjadi simbol konflik generasi, dengan setengah manajer mengatakan Gen Z menciptakan ketegangan antar kelompok umur.
Di industri ritel dan hospitality, interaksi yang buruk bisa mengurangi loyalitas pelanggan. Tapi di sisi lain, gaya Gen Z yang langsung dan efisien bisa lebih disukai konsumen muda yang tidak suka basa-basi.
Konteks ekonomi yang lebih luas
Gen Z sekarang hampir 30% dari tenaga kerja dan punya kekuatan beli lebih dari $1 triliun. Gaya komunikasi mereka yang langsung dan digital-first memaksa perusahaan untuk beradaptasi dalam pelatihan dan layanan. Walaupun tatapan mereka mungkin mengganggu, ini bisa menjadi awal perubahan besar dalam budaya kerja.
Tapi Gen Z juga menghadapi tantangan besar. Hanya sedikit lulusan yang langsung dapat pekerjaan, dan mereka khawatir tentang masa depan karir karena AI dan otomatisasi. Persaingan sangat ketat, dan kebiasaan mereka yang terlihat “dingin” bisa menjadi hambatan.
Siklus kritik generasi
Setiap generasi selalu dikritik oleh generasi lebih tua. Gen Z disebut terlalu sensitif seperti milenial, tapi juga dianggap dingin seperti Gen X. Milenial dulu dibilang “Generasi Aku Aku Aku,” dianggap malas dan terlalu bergantung pada orang tua. Gen X dulu dijuluki “Generasi Slacker” karena sikapnya yang acuh.
Setiap generasi punya tantangan sendiri, tapi pola kritik dari generasi tua selalu sama.
Kesimpulan
Tatapan Gen Z bukan hanya viral meme, tapi tanda perubahan generasi yang membutuhkan adaptasi. Perusahaan harus memahami perbedaan ini agar bisa memaksimalkan potensi Gen Z di dunia kerja dan pasar.