Eksekutif Cisco Senilai $270 Miliar Memulai Karier dengan Gaji $4/Jam Sebagai Pelayan — Katanya, Pengalaman Itu ‘Membentuk Pola Pikir Berbeda’ dan Penting bagi Gen Z

Generasi Z sedang menghadapi pasar kerja yang susah. Tingkat pengangguran untuk usia 16 sampai 24 tahun sudah naik ke 10.5%, dan makin banyak anak muda yang jadi NEET—tidak sekolah, tidak kerja, atau tidak ikut pelatihan.

Untuk mereka yang mau sukses, latihan karir terbaik mungkin bukan dari kelas atau magang di perusahaan, tapi dari kerjaan bergaji rendah di industri jasa, kata Jeetu Patel, yang sekarang jadi kepala petugas produk di Cisco.

Sebelum memimpin produk di perusahaan teknologi raksasa itu, yang nilainya sekitar $270 miliar, dia di umur 20-an awal kerja sebagai pelayan di Sizzler, sebuah restoran steak, dengan gaji cuma $4 per jam. Dia bilang pengalaman itu membentuk etika kerja dan kemampuan bergaulnya—dan akhirnya bantu dia naik jenjang korporat di Silicon Valley.

"Aku pikir setiap orang di awal karirnya harus pernah kerja di industri jasa," kata Patel ke Fortune. "Menurutku itu bagus banget untuk dapetin apresiasi untuk keramahan dan pelayanan pelanggan, dan itu ngebentuk kamu jadi beda."

Waktu muda, dia itu pemalu dan bahkan pernah gagap. Meski ada cara yang lebih gampang untuk cari uang, dia sengaja pilih kerjaan yang bertemu pelanggan untuk memaksa diri keluar dari zona nyaman.

"Yang terjadi waktu aku jadi pelayan adalah—dan itu nggak aku rencanain—aku sadar kalo aku nggak ngomong sama orang dan nggak menghibur mereka dan kasih mereka pengalaman yang bagus, aku nggak bakal dapet tip," kata Patel. "Dan kalo aku nggak dapet tip, ya aku cuma kerja lama sekali tanpa hasil."

Dia akhirnya punya peran kepemimpinan di perusahaan teknologi seperti Doculabs, EMC, dan Box sebelum sampai di Cisco. Yang bikin dia mencolok, katanya, adalah pemahaman bahwa percaya diri sendiri lebih penting daripada validasi dari luar—dan kepercayaan diri itu, kalo dilatih, bisa jadi kekuatan super.

MEMBACA  Dapatkan hingga 10TB penyimpanan awan seumur hidup dengan harga yang murah (penawaran eksklusif)

"Kalo kamu niatin sesuatu, kamu pada dasarnya bisa memecahkan apa pun yang mau kamu pecahkan."

Pesan Patel untuk Gen Z: Sombong bisa jadi penghancur

Dalam perjalanan menuju sukses, Patel pikir salah satu kesalahan terbesar anak muda profesional adalah percaya mereka bisa melakukan semuanya sendiri.

"Seringnya, kita biarin harga diri dan ego menghalangi," katanya. "Kita kayak, ‘Aku mau coba jadi orang yang mandiri.’ Nggak ada yang namanya orang yang bikin dirinya sendiri sukses; kita hidup di masyarakat yang saling terhubung di mana manusia bergantung sama manusia lain, jadi kalo kamu bisa berdiri di pundak raksasa, itu akan bawa kamu lebih jauh."

Karena akses ke kesempatan nggak merata, Patel nambahin bahwa menerima bantuan itu bukan sesuatu yang harus merasa bersalah. "Kalo kamu punya akses ke sumber daya dan kamu nggak gunain itu, ya salah kamu sendiri."

Tapi, Patel ngingetin Gen Z bahwa percaya diri bisa cepet berubah jadi kesombongan. Malah, kuncinya adalah menemukan keseimbangan antara memanfaatkan peluang yang datang sambil tetap rendah hati untuk mengakui hak istimewa di baliknya dan bahwa orang lain mungkin harus kerja lebih keras untuk kesempatan yang sama.

Dari industri jasa sampai ke kursi direktur

Patel bukan satu-satunya yang naik dari lantai jasa ke kursi pimpinan. Beberapa pemimpin bisnis paling terkenal di dunia mulai dari peran yang bertemu pelanggan.

Pendiri Amazon Jeff Bezos kerja pertama kali di McDonald’s di luar Miami, membalik burger dan masak Egg McMuffins, sebuah pengalaman yang katanya ngajarin dia tanggung jawab, kerja tim, dan cara hadapi tekanan.

"Kamu bisa belajar tanggung jawab di pekerjaan apa pun, kalo kamu nganggep serius," kata Bezos dalam buku tahun 2012, Golden Opportunity: Remarkable Careers That Began at McDonald’s. "Kamu belajar banyak sebagai remaja yang kerja di McDonald’s. Itu beda sama yang kamu pelajari di sekolah. Jangan meremehkan nilai itu."

MEMBACA  Hadiah Nobel Perdamaian diberikan kepada kelompok korban bom atom Jepang.

CEO Nvidia Jensen Huang juga mulai karirnya di industri jasa—cuci piring di Denny’s. Dia sering bilang pekerjaan itu menanamkan disiplin dan kerendahan hati.

"Nggak ada tugas yang terlalu hina buat aku," katanya dalam sebuah percakapan dengan mahasiswa di Stanford’s Graduate School of Business. "Aku dulu tukang cuci piring. Aku dulu membersihkan toilet. Aku bersihin banyak toilet. Aku udah bersihin lebih banyak toilet daripada kalian semua digabungin. Dan beberapa di antaranya… kamu nggak bisa lupain."

Tapi Gen Z mungkin harus cepet bertindak kalo mau niru kesuksesan mereka karena jenis pekerjaan yang membentuk banyak pemimpin hari ini mungkin akan susah didapetin. Sebuah laporan dari Senator AS Bernie Sanders minggu ini perkirakan bahwa hampir 100 juta pekerjaan bisa diganti sama AI dalam 10 tahun ke depan—dan pekerja fast food dan customer service adalah yang paling berisiko, dengan tingkat penggantian lebih dari 80%.