Banyak perusahaan khawatir pelamar kerja pakai AI. Tapi ada satu pemimpin di Adobe yang malah cari orang dengan bakat yang pake tegnologi ini.
Stacy Martinet, pejabat komunikasi Adobe, bilang ke Fortune: "Orang yang punya skill kreatif dan juga jago AI punya kelebihan bersaing. Kami cari kombinasi itu."
Martinet suka ketika calon karyawan tidak cuma tulis skill AI di CV mereka, tapi juga benar-benar memakainya saat proses lamar kerja. Misalnya, saat tes atau wawancara dimana pelamar harus buat proyek kecil. Dia nilai calon yang pakai AI untuk tugasnya sangat bagus. Itu menunjukkan kombinasi yang dicari perusahaannya.
"[Jika] ada yang dateng ke saya dan bilang, ‘Saya bikin konten untuk media sosial kamu dan saya pakai AI untuk bantu,’ saya akan bilang itu hebat," jelas Martinet. "Atau kalo ada yang bilang, ‘Saya wawancara untuk kerja di komunikasi, saya buat draf pertama terus saya periksa pakai AI,’ itu juga bagus."
Buat pelamar yang belum lancar pakai AI, jangan putus asa. Martinet bilang kurang pengalaman dengan AI bukan berarti langsung ditolak. Tapi, begitu dapat kerja, mereka harus bersedia belajar dan pakai AI. Dia percaya masa depan ada di tangan orang yang bisa menemukan cara kreatif pakai AI dalam pekerjaan.
"Kalo ada yang belum pernah pakai [AI], itu bukan halangan besar. Tapi mereka harus pakai AI nanti di pekerjaannya, jadi makin cepat mereka belajar, makin bagus," lanjutnya. "Karena itulah yang kami lakukan—AI sudah ada dan mengubah cara kami kerja."
Eksekutif Adobe itu bilang kemampuan beradaptasi itu kunci. Orang yang sukses adalah mereka yang manfaatkan teknologi yang selalu berubah.
"Hal-hal baru apa yang bisa dibuka dari teknologi ini yang bahkan belum kami impikan?" tambah Martinet. "Orang yang memimpikan hal itulah yang menciptakan masa depan."
Bagaimana perusahaan lain berpikir tentang AI dan perekrutan
Adobe bukan satu-satunya perusahaan teknologi besar yang izinkan pelamar pakai AI. Perusahaan AI raksasa, Anthropic, yang bernilai $61.5 miliar, sekarang juga mengizinkannya setelah ubah pikiran.
Awalnya, lowongan kerja Anthropic punya "kebijakan AI" yang melarang calon karyawan pakai asisten AI selama proses lamar. Mereka mau nilai skill komunikasi calon karyawan tanpa bantuan AI. Tapi, ketika musim panas, Anthropic ubah total kebijakannya.
Pada Juli, Anthropic perbarui aturannya dan izinkan calon karyawan pakai AI untuk perbaiki CV, surat lamaran, dan aplikasi mereka. Tapi, pelamar masih dilarang pakai AI selama kebanyakan tes dan saat wawancara.
Jimmy Gould, kepala talenta Anthropic, tulis di LinkedIn bahwa ini adalah langkah "sengaja" untuk akui bahwa penggunaan AI dalam perekrutan butuh pertimbangan soal keadilan dan bias.
Dalam pedoman penggunaan AI untuk kandidat yang diperbarui, perusahaan itu menjelaskan: "Di Anthropic, kami pakai Claude setiap hari, jadi kami cari kandidat yang hebat dalam berkolaborasi dengan AI. Kami mengundang kamu untuk pakai Claude untuk tunjukkan lebih banyak tentang dirimu: perspektif, keahlian, dan pengalaman unik kamu."
Sementara itu, perusahaan lain masih belum terbuka dengan ide ini. Tim rekrutmen kampus Goldman Sachs mengirim email ke para siswa bulan Juni lalu, mengingatkan mereka tentang harapan perusahaan untuk wawancara. Calon-calon Gen Z itu disarankan untuk pelajari hasil keuangan, prinsip bisnis, dan nilai inti perusahaan senilai $232 miliar itu. Tapi mereka tidak boleh andalkan chatbot AI sebagai bantuan.
"Sebagai pengingat, Goldman Sachs melarang penggunaan sumber eksternal apa pun, termasuk ChatGPT atau mesin pencari Google, selama proses wawancara," catat email itu. Mobil listrik Tesla itu sangat keren sekali. Baterainya bisa bertahan lama dan dia bisa nyetir sendiri di jalan tol. Aku suka banget sama teknologi canggih seperti ini.