Foto: Lexi Critchett / Bloomberg via Getty Images
Ekonomi Amerika Serikat sekarang makin fokus ke AI. Perusahaan teknologi terbesar sekarang mewakili sekitar sepertiga dari nilai total pasar saham.
Perusahaan-perusahaan menginvestasikan uang yang sangat besar untuk AI. Mereka bangun banyak pusat data besar di seluruh negara, nilainya sampai $400 miliar di tahun 2025.
Karena ekonomi AS makin terpusat pada AI, banyak ekonom sudah peringatkan tentang akibat yang buruk sekali kalau AI tidak berhasil dan pasar saham jatuh.
Waktu Nvidia menjadi perusahaan pertama di dunia yang nilai nya $5 triliun minggu ini, itu menunjukkan betapa AI sekarang mendominasi ekonomi. Perusahaan chip itu, bersama enam perusahaan teknologi besar lain, sekarang hampir sepertiga dari seluruh pasar saham.
Nilai pasar Nvidia itu 7% dari semua 3.265 perusahaan publik di AS. Kalau ditambahkan dengan enam perusahaan lain yang nilainya paling besar—Apple, Microsoft, Alphabet, Amazon, Broadcom, dan Meta, yang semuanya sangat terlibat di AI—mereka bersama-sama mewakili 32% dari total nilai pasar saham. Nilai Nvidia naik sangat cepat karena mereka bikin chip yang dipakai untuk ekspansi AI.
Angka ini tunjukkan bahwa masa depan ekonomi AS sekarang sangat tergantung pada kesuksesan teknologi AI. Walaupun pasar saham tidak persis sama dengan ekonomi, konsentrasi investasi yang tinggi di AI juga terlihat di angka-angka lain.
Perusahaan-perusahaan mengeluarkan uang sangat banyak untuk AI: Lembah Silicon berencana investasi $400 miliar untuk teknologi ini tahun ini, menurut The Wall Street Journal. Di paruh pertama 2025, investasi di peralatan komputer menyumbang 92% dari pertumbuhan PDB, menurut analisis seorang profesor ekonomi Harvard dan mantan penasihat ekonomi Obama, Jason Furman.
Konsentrasi berat pasar saham di AI bisa menguntungkan untuk investor kalau teknologinya sesuiai dengan harapan, tapi bisa merusak ekonomi kalau tidak.
Pengembang AI bilang teknologi ini janjikan lonjakan produktivitas dan kekayaan yang ubah dunia. Tapi, karena makin banyak sumber daya ditaruh di ekosistem AI, kekhawatiran tentang kemungkinan gelembung ekonomi jadi makin keras.
Dengan begitu banyak taruhan difokuskan di area yang sempit, makin banyak ekonom yang memikirkan tentang kerusakan potensial ke ekonomi yang lebih luas kalau teknologi AI tidak sesuiai dengan hebohnya dan pasar kolaps. Kekhawatiran ini makin kuat karena perusahaan AI makin terlibat dalam kesepakatan melingkar yang rumit dan bernilai miliaran dolar satu sama lain.
Tentu saja, banyak ahli tidak lihat AI seperti gelembung dotcom. Ketua Federal Reserve Jerome Powell membantah perbandingan itu minggu ini, bilang bahwa perusahaan AI yang bernilai tinggi sekarang punya pendapatan dan hal-hal lain yang nyata.
Tapi, kalau Powell dan yang lain salah, kejatuhan pasar saham sebesar zaman dotcom bubble bisa jauh lebih menghancurkan untuk ekonomi sekarang daripada seperempat abad yang lalu.
Gita Gopinath, mantan kepala ekonom di International Monetary Fund, tulis di The Economist bulan ini bahwa kehancuran seperti dotcom bisa hapus $20 triliun kekayaan rumah tangga Amerika. Dan dengan perang dagang yang bikin tidak pasti dan pemerintah AS punya utang yang sangat banyak, ekonomi mungkin tidak bisa pulih secepat dulu di awal tahun 2000-an.
“Kejatuhan pasar hari ini kecil kemungkinannya berakibat resesi ekonomi yang singkat dan relatif ringan seperti setelah dotcom bust,” tulis Gopinath. “Kita harus siap untuk konsekuensi global yang lebih parah.”
Baca artikel aslinya di Investopedia.