Dua puluh tahun lalu, saya menerbitkan sebuah paper yang membantu mengungkap salah satu skandal perusahaan terbesar di sejarah AS. Lebih dari 100 perusahaan publik terlibat, puluhan eksekutif mengundurkan diri atau dihukum, dan pendapatan miliaran dolar harus dikoreksi.
Saya tidak bermaksud jadi whistleblower. Saya hanya melakukan apa yang diajarkan di akademisi: bertanya, ikuti data, dan biarkan bukti bicara. Tapi yang ditemukan sangat mengejutkan: eksekutif ratusan perusahaan memanipulasi tanggal pemberian opsi saham untuk memperkaya diri sendiri dengan mengorbankan pemegang saham. Praktek ini dikenal sebagai backdating.
Sekarang, di ulang tahun ke-20 penelitian itu, aku melihat pola serupa muncul di bagian lain dunia finansial.
Pola yang terlalu tepat untuk kebetulan
Perjalanan saya ke dunia korporat dimulai dengan keinginan untuk paham bagaimana kompensasi eksekutif mempengaruhi keputusan perusahaan. Saat menganalisis data besar kompensasi dan harga saham, saya perhatikan hal aneh: pemberian opsi saham sering bertepatan dengan penurunan harga saham perusahaan. Terlalu sering.
Pola ini tidak mungkin terjadi secara kebetulan. Seolah eksekutif punya bola kristal, selalu mendapat opsi di waktu yang tepat. Tapi kenyataannya lebih sederhana—dan lebih mengkhawatirkan. Perusahaan memilih tanggal pemberian mundur ke saat harga saham rendah, memberi keuntungan instan tanpa usaha. Ini memungkinkan eksekutif membeli saham dengan diskon sambil berpura-pura mereka harus kerja dulu untuk dapat diskon itu.
Sederhananya skema ini
Yang membuat penipuan ini berbahaya adalah kesederhanaannya. Backdating tidak perlu rekayasa finansial rumit atau tutupi-tutupi. Ini cuma manipulasi tanggal di dokumen—pilih tanggal di masa lalu saat harga saham rendah dan pura-pura itu tanggal opsi diberikan.
Kesederhanaan ini mungkin bikin skema ini menyebar. Ada bukti bahwa orang yang duduk di banyak dewan menyebarkan praktek ini. Tapi bahkan eksekutif dan direktur sendirian bisa mikir skema ini, kayak orang yang mundurin tanggal cek supaya kelihatan bayar tepat waktu.
Tersembunyi di depan mata
Yang paling mengejutkan adalah backdating tidak ketahuan setidaknya selama 10 tahun. Ini seperti wabah diam-diam. Data opsi saham sebenarnya publik. Ribuan orang terlibat. Pasti ada auditor yang lihat jejak penipuan ini. Tapi tidak ada yang menyambungkan titik-titiknya.
Penelitian saya, ditambah dorongan tepat waktu, akhirnya membuat SEC memulai penyelidikan. Wartawan mengikuti, termasuk tim The Wall Street Journal yang punya waktu, sumber daya, dan motivasi untuk mengejar cerita ini. Kerja mereka bawa koran itu dapat Pulitzer Prize untuk Pelayanan Publik pertama kali.
Paralel di skandal lain
Saya lihat pola mirip backdating di skandal finansial lain. Contohnya, backdating bukan satu-satunya penipuan yang hanya perlu pilih harga dari masa lalu. Skema Ponzi Bernie Madoff pakai