IBM baru saja bantu HSBC mencapai suatu pencapaian besar dalam komputasi kuantum.
Sekarang, IBM ingin lebih menunjukan penggunaan kuantum di bidang keuangan.
Sebuah studi bersama dengan Vanguard menunjukan bagaimana komputasi kuantum bisa mengubah cara pembuatan portofolio.
IBM jadi berita utama di sektor keuangan dan teknologi minggu lalu karena perdagangan obligasi dengan tenaga kuantum yang mereka bantu untuk HSBC.
Saham IBM naik sebagai reaksi pasar terhadap penggunaan teknologi canggih ini. Sekarang, perusahaan itu mengungkapkan hasil kerjasama lain, yang menunjukan lebih banyak potensi komputasi kuantum untuk mengguncang pasar dan investasi.
Pada tanggal 29 September, IBM dan raksasa manajemen aset Vanguard mengumumkan hasil studi tentang aplikasi komputasi kuantum untuk optimasi portofolio.
Penelitian mereka menunjukkan bahwa alur kerja hybrid kuantum-klasik bisa saingan, dan dalam beberapa kasus lebih baik, dari cara konvensional untuk memecahkan masalah optimasi skala besar. Ini bisa mengubah cara manajer aset membangun portofolio keuangan dan meningkatkan hasil untuk investor.
“Teknologi ini memungkinkan kami memberikan klien solusi yang dipersonalisasi, cerdas, dan aman, membantu mereka mencapai hasil keuangan yang positif,” bunyi sebuah pernyataan dari Vanguard.
Eksekutif dari kedua perusahaan mengatakan mereka percaya bahwa kombinasi teknologi komputasi kuantum dan klasik punya kekuatan untuk sangat mengganggu layanan keuangan tradisional.
Dalam percakapan dengan Business Insider, CTO Vanguard Michael Carr dan kepala municipals Paul Malloy menjabarkan visi mereka tentang bagaimana industri mungkin terdampak seiring teknologi kuantum terus berkembang.
Studi bersama ini mengambil masalah keuangan umum—optimasi portofolio—dan mengubahnya menjadi masalah kuantum untuk menentukan apakah sistemnya bisa menghasilkan hasil yang sama seperti komputer tradisional.
“Di ruang komputasi kuantum, kita bisa menjalankan lebih banyak skenario secara eksponensial dan melihat hampir melampaui set data saat ini, set pola saat ini yang bisa kita temukan,” kata Malloy.
Mereka menjelaskan bahwa eksperimen ini meniru kondisi dunia nyata, mengungkap kemampuan untuk mendeteksi korelasi dan interaksi antara obligasi dalam portofolio.
“Pembuatan portofolio itu kompleks,” kata Carr. “Dan saat ukuran portofolio tumbuh secara linear, kompleksitas optimasinya tumbuh secara eksponensial.”
Dia menjelaskan bagaimana tim mulai dengan portofolio 30 obligasi tetapi segera bisa meningkatkannya menjadi portofolio 109 obligasi dengan menggunakan komputasi kuantum.
“[Dengan] kombinasi algoritma yang semakin kuat dan perangkat keras yang semakin kuat, kami pikir kami bisa dapatkan beberapa wawasan yang bisa dipakai,” kata Carr, menambahkan bahwa dia pikir mereka akan mampu menggandakan ukuran portofolio dalam 18 bulan ke depan, menunjukkan lebih banyak hasil.
Sementara Carr mengakui bahwa titik balik untuk adopsi kuantum di keuangan mungkin tidak terelakan, dia mengatakan sulit untuk menentukan kapan persisnya itu akan terjadi.
Dia menambahkan, bahwa dia pikir baik perusahaan besar maupun kecil akan bermanuver untuk mengambil keuntungan dari teknologi komputasi kuantum yang tumbuh cepat ini. Menurutnya, penyedia kuantum kemungkinan akan masuk ke pasar dengan cara yang mirip dengan rekan mereka yang memelopori gerakan komputasi awan.
“Komputasi awan seperti telah menjadi pendemokratisasi yang hebat,” katanya. “Itu memberikan semua orang akses ke infrastruktur yang hebat, alat yang hebat. Saya pikir begitu caranya IBM dan penyedia kuantum lain akan pergi ke pasar.”
Baca artikel aslinya di Business Insider