Dolar Melemah Akibat Sentimen Konsumen AS yang Lebih Rendah

Indeks dolar (DXY00) jatuh -0,41% pada Jumat, tertekan oleh laporan sentimen konsumen AS yg lebih lemah dari perkiraan. Dolar juga melemah karena kekhawatiran investor asing tentang kemungkinan kebijakan moneter AS yg dipolitisir, setelah Menteri Keuangan AS Bessent memberi arahan ke Fed soal pemotongan suku bunga. Dolar turun meski imbal hasil obligasi 10-tahunan AS naik +4 bp yg seharusnya mendukung dolar.

Pasar menunggu hasil pertemuan Trump-Putin Jumat sore yg bisa berdampak pada tarif dan harga minyak, serta keamanan Eropa.

Laporan penjualan ritel AS sedikit lebih lemah dr ekspektasi, tapi ada revisi naik untuk Juni sehingga netral bagi pasar. Pasar menerima laporan ini di tengah kekhawatiran daya beli konsumen AS yg melemah karena lapangan kerja dan ketidakpastian inflasi. Penjualan ritel Juli naik +0,5% (ekspektasi +0,6%), sementara Juni direvisi jadi +0,9%.

Indeks sentimen konsumen Univ of Michigan turun -3,1 poin ke 58,6, lebih buruk dari perkiraan kenaikan +0,3 poin. Ekspektasi inflasi konsumen naik jadi +4,9% (1 tahun) dan +3,9% (5-10 tahun). 58% konsumen berencana mengurangi belanja.

Harga impor AS Juli naik +0,4% (lebih kuat dari perkiraan +0,1%). Produksi industri Juli turun -0,1% (ekspektasi stagnan), meski Juni direvisi naik jadi +0,4%.

Indeks manufaktur Empire State naik jadi 11,9 (ekspektasi 0). Presiden Fed Chicago Goolsbee menyatakan ingin lihat laporan inflasi lagi sebelum memutuskan suku bunga, khawatir dengan inflasi jasa yg tinggi di data CPI Juli.

Pasar terus menyesuaikan ekspektasi inflasi setelah laporan PPI yg lebih tinggi dari perkiraan. Pasar kini memperkirakan potensi penurunan suku bunga -25 bp di pertemuan September turun jadi 85% (sebelumnya 93%).

MEMBACA  2 Saham Kecerdasan Buatan (AI) Populer untuk Dijual Sebelum Turun 20% dan 79%, Menurut Analis Wall Street Tertentu

Data ekonomi China yg lemah memicu kekhawatiran pertumbuhan global. Penjualan ritel China Juli +3,7% (lebih lemah dari ekspektasi +4,6%), produksi industri +5,7% (ekspektasi +6,0%), dan pengangguran naik jadi 5,2%.

Presiden Trump akan menetapkan tarif baru untuk baja dan chip dalam 2 minggu ke depan, termasuk kemungkinan tarif 200-300% untuk chip. Trump juga memperpanjang gencatan tarif dengan China 90 hari dan akan naikan tarif impor dari India jadi 50%.

EUR/USD naik +0,47% karena melemahnya dolar. Yen juga menguat setelah komentar Bessent tentang Bank Jepang yg dianggap lambat menangani inflasi. Emas dan perak sedikit turun di tengah penyesuaian ekspektasi suku bunga Fed, tapi tetap mendapat dukungan sebagai aset safe-haven terkait risiko geopolitik dan tarif AS.