Di Manakah Posisi Saham Tesla 3 Tahun Mendatang?

Saham Tesla turun 21% sejak awal tahun ini (NASDAQ: TSLA), terdampak oleh menurunnya permintaan kendaraan listrik (EV), ketidakpastian politik, dan CEO yang terlihat kurang fokus.

3 tahun ke depan akan jadi masa penentuan buat perusahaan ini, saat mereka mencoba meluncurkan robotaxi di berbagai kota di AS, sambil menghadapi risiko kebijakan pemerintahan Trump yang tidak menguntungkan. Mari kita lihat lebih dalam bagaimana situasi ini bisa berpengaruh pada pemegang saham Tesla.

Tak bisa analisa Tesla tanpa membahas CEO-nya yang kontroversial, Elon Musk. Dia punya peran besar dalam cara orang melihat saham ini, meski tidak terlibat langsung di semua keputusan harian. Suka atau tidak, Musk adalah eksekutif yang sangat berbakat. Dia punya rekam jejak sukses dari PayPal sampai Starlink, dan selalu mengejar proyek besar seperti energi bersih, perjalanan luar angkasa, dan implan otak.

Pasar tampaknya menghargai gaya kepemimpinan Musk yang berani ambil risiko, itulah sebabnya Tesla masih punya valuasi sangat tinggi meski fundamentalnya melemah.

Dengan rasio P/E 172, saham ini jauh lebih mahal dari rata-rata S&P 500 yang cuma 30, padahal kinerjanya biasa saja. Pendapatan Q1 turun 9% jadi $19,3 miliar, laba operasi anjlok 66% ke $399 juta. Dengan kondisi ini, seharusnya harga saham Tesla lebih murah, tapi pasar masih percaya pada Musk.

Tapi semakin jelas bahwa "Musk premium" Tesla mulai terkikis dan bisa jadi beban. Kemampuan Musk di bisnis tidak sejalan dengan kecerdasan politiknya. Seringkali aksinya malah bikin masalah, seperti saat dia vokal menentang RUU "One, Big, Beautiful Bill" yang akhirnya lolos Senat AS pada 1 Juli.

Sekarang, perusahaan terkait Musk menghadapi dua masalah sekaligus: risiko pembalasan politik (bisa berupa tantangan regulasi) dan isi RUU itu sendiri.

MEMBACA  Alasan Tak Terbantahkan Mengapa Kenaikan Saham Nvidia Akan Melambat Drastis

RUU ini bisa jadi beban berat untuk industri EV AS yang sudah kesulitan karena kelelahan konsumen, suku bunga tinggi, dan tarif impor komponen. Versi akhir RUU belum disetujui, tapi Senat sepakat menghapus kredit pajak $7.500 untuk pembelian EV, mengakhiri dukungan untuk panel surya rumah, dan melonggarkan aturan emisi untuk pesaing Tesla yang pakai BBM.

Masalah ini datang saat operasi luar negeri Tesla juga bermasalah karena tekanan politik dan pesaing murah dari China yang dapat dukungan pemerintah.

3 tahun ke depan akan sangat sulit buat Tesla. Dampak RUU ini bisa melemahkan pasar produknya di AS. Aksinya Musk malah bisa memperburuk situasi dengan membuat konsumen menjauh dan memicu pembalasan politik dari Trump dan sekutunya, terutama saat Tesla mencoba masuk bisnis sensitif seperti AI dan mobil self-driving.

Biasanya, tidak bijak untuk meremehkan Musk karena dia sering membuktikan kritiknya salah. Tapi tantangan kali ini terlihat sangat berat, bahkan untuknya, dan bisa menekan valuasi tinggi Tesla. Investor mungkin perlu menghindari saham ini sampai ada informasi lebih jelas.

Pernah merasa ketinggalan beli saham-saham sukses? Dengarkan ini:

Tim analis kami kadang memberi rekomendasi "Double Down" untuk saham yang diperkirakan akan naik. Jika khawatir sudah terlambat investasi, sekaranglah waktunya sebelum benar-benar kehilangan kesempatan. Lihat contohnya:

  • Nvidia: Investasi $1.000 tahun 2009 bisa jadi $413.238!*
  • Apple: Investasi $1.000 tahun 2008 bisa jadi $40.540!*
  • Netflix: Investasi $1.000 tahun 2004 bisa jadi $699.558!

    Sekarang kami memberi rekomendasi "Double Down" untuk 3 perusahaan luar biasa, bisa diakses jika gabung Stock Advisor. Jangan sampai kelewatan!

    Lihat 3 sahamnya ยป

    Hasil Stock Advisor per 30 Juni 2025*

    Will Ebiefung tidak memegang saham yang disebut. The Motley Fool punya saham di PayPal dan Tesla, serta merekomendasikan opsi beli Januari 2027 $42,50 untuk PayPal dan opsi jual Juni 2025 $77,50 untuk PayPal. Baca kebijakan disclosure.

    Artikel ini awalnya diterbitkan oleh The Motley Fool.