Kompetisi Rahasia untuk Temukan Cara Baru Berkomunikasi dengan AI Jadi Sorotan Publik yang Berantakan
Sebuah kompetisi rahasia untuk menciptakan cara baru berkomunikasi dengan chatbot AI kini jadi perdebatan publik yang kacau. OpenAI terlibat sengketa merek dagang terkait kolaborasi rahasianya dengan Jony Ive, desainer legendaris iPhone.
Perusahaan startup iyO Inc., yang sudah menggugat Ive dan CEO OpenAI Sam Altman karena pelanggaran merek dagang, kini juga menuntut mantan karyawannya sendiri. Mereka dituduh bocorkan gambar rahasia produk iyO yang belum dirilis.
Inti dari pertarungan hukum ini adalah ide besar: kita seharusnya tidak perlu menatap layar komputer atau berbicara ke kotak seperti Alexa untuk berinteraksi dengan asisten AI di masa depan. Siapa pun yang berhasil ciptakan antarmuka AI baru ini bisa mendapat untung besar.
OpenAI mulai merilis visinya dengan membeli io Products, perusahaan produk dan rekayasa yang didirikan bersama Ive, dalam kesepakatan senilai $6,5 miliar. Tak lama setelahnya, iyO menggugat karena nama yang mirip dan interaksi masa lalu kedua perusahaan.
Hakim Trina Thompson memutuskan bulan lalu bahwa iyO punya kasus yang cukup kuat untuk melanjutkan ke sidang musim gugur ini. Sampai saat itu, Altman, Ive, dan OpenAI dilarang memakai merek "io" dan harus menghapus semua informasi tentang proyek itu.
Gugatan kedua iyO pekan ini menuduh mantan eksekutifnya, Dan Sargent, melanggar kontrak dan mencuri rahasia dagang karena bertemu dengan salah satu pendiri io, Tang Yew Tan, sekutu dekat Ive yang merancang Apple Watch.
Sargent meninggalkan iyO Desember lalu dan sekarang bekerja di Apple. Dia dan Apple belum memberikan komentar.
"Kami tidak mengambil tindakan ini dengan enteng," kata CEO iyO Jason Rugolo. "Tujuan utama kami bukan menyerang mantan karyawan, tapi meminta pertanggungjawaban mereka yang kami yakini memanfaatkannya."
Rugolo mengaku sempat mempresentasikan ide dan prototipenya ke perusahaan terkait Altman dan Ive pada 2022. Dia tidak tahu mereka diam-diam berkolaborasi di proyek AI hardware dengan nama yang mirip.
"Saya bersaing secara produk, tapi memakai nama yang sama? Itu mengejutkan," kata Rugolo.
Proyek baru OpenAI terungkap lewat video Mei lalu. Rugolo tahu dua bulan sebelumnya setelah emailnya ke Altman dijawab:
"Makasih, tapi aku sedang kerjakan sesuatu yang kompetitif jadi (dengan hormat) nggak ya!" tulis Altman, dengan menyebut namanya "io".
Altman menyebut gugatan iyO di media sosial sebagai langkah "konyol dan salah" dari Rugolo yang "sangat gigih". Eksekutif lain menyebut produk Rugolo gagal bekerja dengan baik saat demo.
Altman mengklaim nama "io" dipilih dua tahun lalu, merujuk konsep "input/output". Mereka membeli domain io.com Agustus 2023.
"Kami ingin ciptakan produk di luar antarmuka tradisional, dengan AI," kata Altman.
Banyak startup sudah mencoba (dan gagal) membuat gadget interaksi AI. Misalnya Humane yang menciptakan pin wearable, tapi gagal dan diakuisisi HP awal tahun ini.
Altman bilang produk io bisa berbeda. Dalam video yang sudah dihapus, dia bilang sudah mencoba prototipe di rumah dan menyebutnya "teknologi terkeren yang pernah ada."
Tapi bentuk pastinya belum diungkap. Dokumen pengadilan menyebut itu bukan perangkat di telinga atau wearable.
Pernyataan itu membuat iyO menggugat Sargent. Tan mengaku pernah berbicara dengan mantan engineer iyO yang frustasi dengan "produk lambat dan rencana tidak realistis."
IyO mengatakan investigasi membuktikan Sargent-lah yang bertemu Tan.
Rugolo merasa tertipu setelah mempresentasikan idenya ke Altman lewat Apollo Projects tahun 2022. Saat itu, perusahaan menolak dengan alasan tidak berinvestasi di hardware konsumen.
Dia juga presentasi ke Ive melalui LoveFrom, tapi ditolak.
"Aku merasa bodoh sekarang," kata Rugolo. "Kami ngobrol lama, bertemu berkali-kali, dan demo ke setidaknya tujuh orang di sana."