Steve dari Greensboro, North Carolina, nelpon ke acara “The Ramsey Show” untuk cerita tentang keuangannya yang bagus: dia tidak punya utang, sudah pensiun di umur 78 tahun, dan punya kekayaan bersih $5,4 juta. Tapi, pakar keuangan Dave Ramsey tidak setuju dengan semua pilihan Steve.
Steve jelaskan bahwa $1,8 juta dari uangnya — itu 34% dari seluruh kekayaannya — terinvestasi di hanya satu saham di akun broker. Saham itu naik harganya dari biaya awal $58.000, artinya hampir semua keuntungannya akan kena pajak kalau dijual. Steve bilang, “Saya sangat benci bayar pajak keuntungan modal.”
Ramsey mengerti tapi dia kasih nasihat yang jujur. “Kamu akan menukar beberapa pajak untuk dapat keamanan,” katanya. “Diversifikasi sama dengan keamanan. Atau kamu akan mengambil risiko karena tidak mau bayar pajak. Itu rumus sederhana.”
Steve bilang pendapatannya tahun ini sekitar $160.000, jadi dia masih bisa mendapatkan keuntungan sampai $400.000 dan tetap masuk di bracket pajak modal federal 15%. Ramsey anjurkan dia untuk manfaatkan itu. “15% itu bukan cuma pajak, itu adalah harga untuk keamanan karena diversifikasi,” jelasnya.
Ramsey bahkan cek batas pendapatan sekarang dan tunjukkan bahwa untuk pelapor tunggal di 2025, bracket 15% berlaku sampai $566.000. “Jadi kalau kamu punya $160.000, itu menyisakan $400.000 yang bisa kamu pindahkan per tahun dan tetap tidak kena 15%,” kata Ramsey.
Ramsey akui Steve sudah melakukan banyak hal dengan benar, tapi dia tegaskan bahwa dia tidak percaya pegang saham individual untuk jangka panjang. “Saya tidak beli saham tunggal. Dan kurangnya diversifikasi adalah salah satu alasannya,” ujarnya.
Co-host John Delony sebut contoh seperti Enron dan perubahan harga baru-baru ini di Tesla (NASDAQ: TSLA) untuk perjelas poinnya. “Saya jadi khawatir karena saya besar di Houston saat Enron bangkrut, dan saya punya teman dan keluarga yang kerja di Enron. Itu bikin saya gugup,” katanya. “Atau cuma pikirkan tentang harga Tesla setahun lalu dibandingkan sekarang.”
Ramsey peringatkan bahwa satu keputusan tak terduga dari perusahaan itu bisa menghancurkan portofolio Steve. “Mereka bisa buat keputusan yang bodoh dan tiba-tiba kamu bisa mengalami momen seperti Bud Light.”
Lanjut membaca