Dari Transaksional Menuju Transformasional: Empat Strategi untuk Donor dalam Menciptakan Dampak Berkelanjutan

Filantropi sedang berada di titik penting. Organisasi nirlaba menghadapi biaya yang naik, jumlah donor yang berkurang, dan dukungan pemerintah yang mengecil. Tetapi, orang-orang yang masih menyumbang justru memberikan lebih banyak dari sebelumnya.

Menurut Studi Filantropi Bank of America 2025, donor kaya biasanya fokus mendukung sedikit organisasi, dan banyak yang berkomitmen untuk beberapa tahun.

“Peran donor sedang berubah – begitu juga cara mereka berpikir dan melakukan pemberian. Sumbangan saat ini, terutama dari donor kaya, seringkali lebih dari sekadar hadiah sekali waktu. Ini juga tentang menciptakan dampak jangka panjang di saat organisasi nirlaba membutuhkan keduanya: kebaikan musiman dan komitmen jangka panjang yang berarti,” kata Amir Pasic, Dekan di Indiana University Lilly Family School of Philanthropy.

Saya sudah lebih dari 20 tahun membantu organisasi nirlaba dan keluarga mengubah kebaikan menjadi perubahan yang tahan lama. Ini empat cara donor bisa menghadapi momen ini dan beralih dari pemberian transaksional ke dampak yang transformasional.

1 – Libatkan generasi berikutnya

Perpindahan kekayaan terbesar dalam sejarah – diperkirakan $84 triliun – sedang terjadi, dan sebagian besar akan diwariskan ke anak dan cucu. Tapi hanya 13% donor kaya yang melibatkan anggota keluarga muda dalam keputusan amal.

Perbedaan itu adalah kesempatan yang terlewat. Tidak melibatkan ahli waris bisa membuat usaha filantropi jadi tidak dipikirkan, bukan menjadi nilai keluarga. Melibatkan anak dan cucu sejak dini memperkuat hubungan, mencegah konflik, dan memastikan pemberian sesuai dengan prioritas bersama.

Filantropi bisa jadi perekat antar generasi. Berkumpul di meja makan untuk mengambil keputusan amal membuka percakapan tentang nilai-nilai, tujuan, warisan, yang jarang bisa dilakukan kegiatan keluarga lain. Saat anggota keluarga muda dididik, dilibatkan, dan diberdayakan, mereka akan meneruskan bukan hanya kekayaanmu, tapi juga visimu untuk perubahan. Itu, dalam banyak hal, sama bermaknanya dengan uang yang diberikan.

MEMBACA  Cara Menonton Bayern Munich vs. Tottenham dari Mana Saja: Streaming Pertandingan Persahabatan Sepak Bola

2 – Ubah arti dari ‘memberi’

Uang penting, tapi bukan satu-satunya sumber daya yang bisa donor berikan. Waktu, bakat, dan keahlian sangat dibutuhkan oleh organisasi nirlaba. Sumbangan finansial tetap penting, tapi menjadi relawan dan dukungan berbasis keahlian meningkat pesat: 43% orang Amerika kaya jadi relawan di tahun 2024, naik dari 30% di tahun 2020. Independent Sector memperkirakan setiap jam kerja relawan bernilai $34.79, sebuah kontribusi nyata yang bisa menyaingi uang tunai. Mereka yang menjadi relawan tidak hanya lebih mungkin untuk menyumbang uang, tapi juga cenderung memberi lebih banyak.

Ini menunjukkan kebenaran yang lebih luas: Keterampilan, pengalaman, dan hubungan bisa sama transformatifnya dengan uang tunai. Seorang pensiunan eksekutif yang membimbing pemimpin organisasi nirlaba, atau seorang profesional teknologi yang membuat website untuk amal lokal, bisa memperkuat organisasi dari dalam.

Donor yang paling efektif menggabungkan waktu, bakat, dan harta, menciptakan organisasi nirlaba yang lebih kuat dan menemukan kepuasan pribadi yang lebih dalam dalam prosesnya.

3 – Hentikan siklus W4

Banyak sumbangan tahunan terjadi di bulan Desember, didorong oleh batas waktu pajak dan pemberian di hari raya. Meskipun lonjakan kedermawanan itu penting, hal itu bisa menyulitkan organisasi nirlaba untuk merencanakan anggaran, menjalankan program, dan merespon kebutuhan sepanjang tahun.

Pendekatan yang lebih berkelanjutan memberi organisasi nirlaba fleksibilitas untuk tumbuh dengan percaya diri. Menghentikan siklus ini adalah salah satu cara paling sederhana, namun kuat, untuk memperkuat organisasi yang kamu pedulikan.

Dalam berinvestasi, konsistensi lebih penting daripada waktu yang tepat. Filantropi bekerja dengan cara yang sama. Ketika pemberian menjadi komitmen strategis yang stabil, bukan sekadar isyarat musiman, organisasi nirlaba mendapatkan stabilitas yang mereka butuhkan untuk berkembang.

MEMBACA  Mantan CEO dipenjara setelah merencanakan pembayaran $40 juta

4 – Berpikir jangka panjang

Kedermawanan jangka pendek bisa memenuhi kebutuhan mendesak, tapi pemberian jangka panjanglah yang memungkinkan organisasi nirlaba untuk berencana, tumbuh, dan mengatasi akar masalah. Satu dari empat rumah tangga kaya sekarang menggunakan alat pemberian terstruktur seperti:

Donor-Advised Funds (DAFs): Akun fleksibel yang memungkinkan kamu menyumbang sekarang, mendapatkan potongan pajak langsung, dan merekomendasikan hibah dari waktu ke waktu.

Charitable Trusts: Struktur hukum yang dapat memberikan pendapatan kepada donor atau ahli waris sementara berkomitmen untuk memberikan aset ke amal di masa depan.

Wasiat dengan Ketentuan Amal: Rencana warisan yang memastikan sebagian kekayaanmu mendukung penyebab yang kamu pedulikan setelah kamu meninggal.

Alat-alat ini melakukan lebih dari sekadar menawarkan keuntungan pajak; mereka menciptakan prediktabilitas untuk organisasi nirlaba, memungkinkan mereka untuk merencanakan anggaran tahun depan dan berinvestasi dalam solusi jangka panjang. Memadukan kendaraan ini dengan strategi filantropi yang jelas memastikan pemberianmu mengatasi akar penyebab dan bertahan untuk generasi-generasi mendatang.

Kesimpulannya

Filantropi sedang berevolusi – dan begitu juga peran donor. Pemberian yang paling efektif saat ini adalah inklusif, strategis, dan berkelanjutan. Dengan melibatkan generasi berikutnya, memperluas definisi memberi, berkomitmen sepanjang tahun, dan berpikir jangka panjang, donor bisa melampaui sekadar memenuhi kebutuhan langsung untuk membentuk masa depan.

Pendapat yang diungkapkan dalam tulisan komentar Fortune.com adalah pandangan penulisnya saja dan tidak selalu mencerminkan pendapat dan keyakinan Fortune.