China memiliki dasar yang kuat, bisnis harus berkembang: Gan Kim Yong

Indonesian translation: Tiongkok memiliki fondasi yang kuat, bisnis harus diperluas: Gan Kim Yong

Pengusaha sebaiknya tetap fokus pada China dan menjelajahi peluang untuk memperluas kehadiran mereka di ekonomi terbesar kedua di dunia, kata Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, Gan Kim Yong, Jumat lalu.

China sempat masuk ke wilayah deflasi akhir tahun lalu, dan masih berjuang dengan sektor properti yang terbebani utang.

Perusahaan pemeringkat Fitch memangkas prospek peringkat kredit kedaulatan China menjadi negatif pada hari Rabu, menyusul langkah serupa yang dilakukan oleh Moody’s pada bulan Desember.

Fitch menyebut risiko terhadap keuangan publik karena ekonomi menghadapi ketidakpastian yang semakin meningkat dalam peralihan ke model pertumbuhan baru.

Namun, “jika kita melihat lebih dalam, saat saya berinteraksi dengan para pengusaha dan masyarakat di lapangan, saya rasa hal yang saya rasakan adalah bahwa fundamental China kuat,” ujar Gan di acara “Squawk Box Asia” CNBC.

Dia menunjukkan bahwa China memiliki pasar domestik yang besar, serta tenaga kerja yang terdidik dan kompetitif.

Investasi negara ini di bidang infrastruktur juga akan menempatkannya dalam posisi yang baik untuk pulih dalam jangka panjang, tambah Gan.

“Jadi saya rasa untuk saat ini, dalam waktu dekat, mereka akan menghadapi hambatan, tetapi saya rasa dalam jangka panjang, fundamentalnya tetap kuat.”

‘Kerja sama dengan siapa pun yang ada di Gedung Putih’

Ketika ditanya tentang hubungan Singapura dengan AS mengingat ketegangan dengan China dan prospek masa jabatan kedua untuk Donald Trump, Gan mengatakan bahwa Singapura “akan selalu bekerja dengan siapa pun yang ada di Gedung Putih,” mengulang poin yang dibuat oleh Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada bulan Maret.

Gan mencatat bahwa Singapura dan AS memiliki hubungan yang sangat kuat, yang didasarkan pada Perjanjian Perdagangan Bebas AS-Singapura.

MEMBACA  Rachel Reeves memperingatkan tantangan yang dihadapi Partai Buruh jika partai tersebut memenangkan pemilu.

FTA pada tahun 2004 dengan Singapura merupakan kesepakatan AS pertama dengan negara di Asia Pasifik, dan satu-satunya kesepakatan semacam itu dengan negara ASEAN.

Gan mengatakan bahwa di antara AS dan Singapura, “kami percaya pada sistem perdagangan berbasis aturan, dan kami akan terus mendorong kolaborasi secara regional, internasional, maupun secara bilateral.”

Dia menunjukkan bahwa kedua negara telah mengembangkan platform baru untuk kolaborasi, seperti dalam teknologi yang muncul secara kritis, mengatakan bahwa lembaga-lembaga ini sudah berlangsung lama, terlepas dari siapa pun yang berada di Gedung Putih.

“Tetapi saya juga harus mengatakan bahwa, terlepas dari siapa pun yang akan menjadi presiden baru, ke depan, akan ada tantangan baru, ketidakpastian baru, dan gangguan baru. Saya rasa itu adalah sifat dari bisnis kita dan untuk pengembangan ekonomi,” kata Gan.