Chevron Hentikan Kontrak, Tetap Pertahankan Karyawan di Venezuela, Menurut Sumber

(Reuters) – Chevron udah hentiin kontrak produksi minyak, layanan, dan pengadaan buat operasi di Venezuela. Mereka serahkan kepengurusan usaha patungan ke mitranya, perusahaan negara PDVSA. Tapi, Chevron rencananya tetap pekerjain staf langsung disana, kata empat sumber dekat dengan keputusan ini.

Izin penting buat Chevron buat operasi di Venezuela dicabut sama pemerintahan Presiden AS Donald Trump bulan Maret lalu. Waktu dua bulan yang dikasih buat selesaikan transaksi udah habis minggu ini, berarti izinnya bener-bener berakhir, kata perusahaan itu.

Tapi, baru-baru ini Chevron dapet izin terbatas dari pemerintahan Trump buat jaga aset termasuk saham di usaha patungan dan pertahankan staf, yang jumlahnya udah nambah beberapa tahun terakhir.

Aturannya mirip sama izin AS yang Chevron punya antara 2020 dan 2022, sebelum pemerintahan Presiden Joe Biden ngelebihin izin itu biar Chevron bisa ekspansi di Venezuela dan lanjutin ekspor minyak mentah ke AS.

Chevron dan beberapa perusahaan Eropa udah minta izin AS biar bisa pertahankan aset di negara Amerika Selatan itu, sementara Trump nerapin kebijakan ketat ke Venezuela. Belum jelas apakah perusahaan lain juga dapet izin serupa.

Setelah aturan baru keluar, pejabat Chevron minggu ini ketemu sama kontraktor dan pejabat tinggi Venezuela, termasuk menteri minyak Delcy Rodriguez, buat bahas langkah selanjutnya, kata sumber-sumber tadi.

Dibawah izin baru ini, Chevron gaboleh operasikan ladang minyak di Venezuela, ekspor minyaknya, atau perluas kegiatan, karena tujuannya biar gak ada pembayaran apapun ke pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

Departemen Keuangan AS gak tanggapi permintaan komentar. Chevron bilang mereka tetap patuh sama semua hukum dan regulasi, termasuk sanksi dari AS.

“Serangan dan tindakan ilegal ke PDVSA gak hentiin pertumbuhan kami,” kata perusahaan negara itu dalam pernyataan Rabu, sambil bilang produksi di ladang minyak normal. “Kontribusi kami buat pertumbuhan ekonomi gak butuh izin.”

MEMBACA  Ilmuwan mengembangkan ‘jagung pendek’ tahan iklim dengan hasil panen yang lebih besar

Venezuela bulan April batalkan pengiriman buat Chevron karena ketidakpastian pembayaran terkait sanksi AS, yang memotong tenggat waktu 27 Mei buat selesaikan transaksi. Sebelumnya, Chevron ekspor sampe 290.000 barel per hari minyak Venezuela, atau lebih dari sepertiga total ekspor negara itu.

PDVSA, yang pegang saham mayoritas di usaha patungan, diperkirakan bakal terus awasi pekerja ladang minyak, meski bonus tambahan yang Chevron kasih ke pekerja patungan mungkin dihentikan, kata tiga sumber.

Perusahaan negara itu juga ambil alih penjualan minyak mentah hasil usaha patungan, yang bisa nambah utang ke mitranya. Awal bulan ini, PDVSA mulai ekspor minyak berat hasil produksi bareng.

Trump tuduh Maduro gak ada kemajuan dalam masalah pengembalian migran dan reformasi pemilu. Maduro tolak sanksi dari AS dan negara lain, bilang itu sama aja kayak perang ekonomi.

(Dilaporkan oleh staf Reuters; Disunting oleh Chris Reese dan Nick Zieminski)