CEO Bonnie Chan Yiting dari Hong Kong Exchanges and Clearing (HKEX) mengatakan bahwa kegiatan penggalangan dana di Hong Kong, yang sekarang jadi pasar IPO terbesar di dunia, mungkin bakal melambat. Ini karena ada resiko geopolitik dan ekonomi.
“Kita harus sadar bahwa dunia masih dalam tekanan besar, secara geopolitik dan makroekonomi,” katanya di forum keuangan Bund Summit di Shanghai, hari Kamis. “Menurut saya, masih terlalu dini untuk HKEX menyatakan kemenangan.”
Peringatan ini disampaikan meskipun ada lebih dari 300 perusahaan yang antri untuk listing di bursa saham Hong Kong. Di bursa ini terjadi penjualan saham terbesar di dunia tahun ini, yaitu dari Contemporary Amperex Technology (CATL) dan Zijin Gold International.
IPO CATL bulan Mei lalu berhasil mengumpulkan dana US$5,3 miliar, menjadikannya yang terbesar di dunia. Diikuti oleh penggalangan dana Zijin sebesar HK$24,98 miliar (US$3,2 miliar) bulan lalu.
Chan juga bilang kalau HKEX akan memperkuat produk fixed-income untuk diversifikasi penawaran dan sumber pendapatannya.
Gencatan tarip antara AS dan China, dua ekonomi terbesar dunia, akan berakhir tanggal 10 November. Chan menyebutkan bahwa separuh dari perusahaan yang mau listing adalah perusahaan “ekonomi baru” yang bergerak di sektor seperti mobil listrik, bioteknologi, dan AI.
HKEX, bersama regulator pasar, sudah melakukan banyak reformasi untuk mempermudah proses listing. Tujuannya adalah untuk menarik lebih banyak perusahaan internasional, investor, dan perusahaan teknologi khusus untuk cari dana di Hong Kong.
Usaha mereka ini berhasil mendorong bursa ini ke puncak peringkat IPO global dalam sembilan bulan pertama tahun ini. Indeks Hang Seng naik hampir 30% tahun ini, didorong oleh berita terobosan AI di China Daratan dan kembalinya investor.
Volume perdagangan harian di bursa saham Hong Kong rata-rata mencapai HK$256,4 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun ini, meningkat 126% dari tahun lalu.
Chan menambahkan, HKEX akan memberikan apa yang dibutuhkan investor dan perusahaan untuk memperkuat peran Hong Kong sebagai “superconnector” antara China Daratan dan pasar internasional. Selain pendanaan ekuitas, pendanaan utang dan perdagangan komoditas juga akan dikembangkan.