CEO Hermès, Axel Dumas, ingin jelaskan satu hal: Cuma ada satu tas Birkin dan satu tempat untuk mendapatkannya.
Bos merek mewah ini ungkapkan frustrasinya dengan pasar jual-beli bekas yang muncul untuk tas koleksi ini. Dia bilang ke investor saat laporan keuangan kuartal kedua Rabu lalu bahwa pembeli yang cuma beli tas ini untuk naikkan harga jual lagi malah bikin pelanggan asli Hermès sulit dapat tas.
“Kadang ada pelanggan palsu datang ke toko kami beli tas, terus jual lagi. Mereka bikin kami susah layani pelanggan asli. Ini bikin kami khawatir,” kata Dumas.
“Jadi, aku gak senang lihat perkembangan tas baru yang dijual di pasar bekas,” tambahnya. “Aku kesel, gak senang, dan ini bikin suasana hatiku jelek.”
Tas Birkin harganya mulai dari $12.000 sampai ratusan ribu dolar. Dipakai banyak seleb seperti Cardi B dan Victoria Beckham. Kelangkaannya bikin tas ini jadi simbol status. Di Q2 2025, Hermès laporkan kenaikan penjualan 9%, terutama karena tas Birkin, Kelly, dan Constance masih populer. Ini bantu mereka hadapi perlambatan di pasar mewah.
Karena produksi tas ini terbatas dan kriteria belinya ketat, banyak yang coba jual lagi di pasar bekas. Harga jualnya bisa naik banyak, bahkan lebih dari dua kali lipat harga asli. Bahkan, menurut beberapa ukuran, lebih untung dari investasi di S&P 500 atau emas.
Tas Birkin milik mendiang aktris dan penyanyi Inggris, Jane Birkin, terjual bulan ini di Sotheby’s Paris dengan harga $10 juta.
Hermès belum beri komentar ke Fortune.
Meniru adalah bentuk pujian tulus
Marie Driscoll, analis di industri ritel mewah, bilang Dumas mungkin anggap beli-jual lagi sebagai “ambil untung” dari mereknya.
“Dia lihat produk dan merek ini lebih dari sekadar barang,” kata Driscoll ke Fortune. “Dia pikir ini karya seni hasil imajinasi, kerja keras, dan yang terbaik dari Hermès. Sekarang seperti punya hidup sendiri.”
Dumas selalu dukung eksklusivitas Birkin. Tahun lalu, Walmart rilis tas mirip Birkin—disebut “dupe”—seharga $78, yang langsung ludes. CEO Hermès bilang ke investor Februari lalu dia “kesal” dengan popularitas tiruan ini, tapi paham pembeli gak kira itu asli.
“Bikin tiruan seperti ini menjijikkan—itu mencuri ide kreatif orang lain,” kata Dumas.
Tapi, eksklusivitas merek ini juga bikin beberapa pelanggan marah. Dua pelanggan di California bahkan sempat gugat Hermès tahun 2024, klaim perusahaan ini lakuin praktik “anti-persaingan” dengan minta calon pembeli Birkin beli produk Hermès lain dulu untuk buktikan diri “layak”.
Driscoll bilang, walau merek lain seperti Gucci dan Balenciaga mulai masuk ke pasar jual-beli bekas untuk tarik pelanggan baru, Hermès mungkin gak akan ikut. Permintaan tas ini masih tinggi, jadi gak ada alasan untuk rusak citra eksklusif yang sudah susah payah dibangun.
“Kamu harus punya hubungan lebih lama, kayak pacaran lama sebelum nikah,” katanya. “Kamu harus tunda kepuasan.”