CEO Figma yang Berusia 33 Tahun Berpesan kepada Timnya untuk Abaikan Volatilitas Harga Saham: “Kita Tidak Mengontrol Nomor Itu, Kita Mengontrol Input”

Sebelum perusahaan software desain Figma melakukan IPO (Initial Public Offering) di Wall Street, CEO-nya Dylan Field punya pesan yang jelas untuk timnya. Dia bilang, fokuslah pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, bukan pada naik-turunnya pasar saham yang tidak bisa ditebak.

Dalam podcast pertamanya sejak Figma go public, CEO yang masih 33 tahun ini menjelaskan bahwa dia mengingatkan timnya untuk tetap tenang di tengah kegembiraan IPO pada bulan Juli. Dia berkata, "Saya bilang ke tim, angka saham bisa naik bisa turun. Kita tidak mengontrol angka itu, tapi kita yang mengontrol ‘input’ atau usaha kita. Tugas kitalah untuk mengedukasi pasar tentang bisnis Figma, dan itu butuh waktu."

Nasihat Field ternyata sangat tepat. Saham Figma sempat melonjak tinggi di hari pertama perdagangan, naik 250% dari harga IPO-nya. Tapi setelah itu, harganya mengalami turun yang cukup signifikan, lebih dari 50% dari titik tertingginya.

IPO Figma adalah salah satu IPO teknologi terbesar tahun ini. Perusahaan ini memiliki klien besar seperti Google, Microsoft, dan Netflix. Pada tahun 2024, Figma melaporkan pendapatan sebesar $749 juta.

Field menekankan pentingnya fokus pada "mengontrol input" seperti berinvestasi besar-besaran pada kemampuan AI (Kecerdasan Buatan), meski mungkin tidak langsung disukai oleh semua pemegang saham. Visi jangka panjangnya adalah membantu tim "menghilangkan jarak antara imajinasi dan kenyataan."

Perjalanan dari Aktor Cilik jadi Miliarder Teknologi

Seperti banyak pemimpin di Silicon Valley, perjalanan Dylan Field tidak biasa. Dia meninggalkan kuliah di Brown University yang prestisius untuk membangun perusahaannya, mirip seperti Mark Zuckerberg atau Bill Gates.

Dia sudah bisa menggunakan komputer keluarga sejak usia 3 tahun dan bisa menyelesaikan soal aljabar pada umur 6 tahun. Dia juga pernah menjadi aktor cilik di iklan TV untuk eToys dan Microsoft Windows XP.

MEMBACA  Waktu: Mata Uang Baru dalam Berbagi

Titik baliknya terjadi pada tahun 2012 ketika dia mendapat beasiswa Peter Thiel, sebuah program yang mendukung anak muda untuk berhenti kuliah dan mengejar ide bisnis mereka. Waktu itu usianya baru 19 tahun. Bersama Evan Wallace, dia menghabiskan 4 tahun untuk mengembangkan Figma sebelum akhirnya diluncurkan ke publik pada tahun 2016. Kini, kekayaannya diperkirakan mencapai sekitar $2,9 miliar. Saya suka sekali membaca buku, terutama cerita petualangan. Membaca bikin saya merasa seperti ikut dalam cerita tersebut. Saya juga sering pinjam buku dari perpustakaan sekolah. Saya pikir membaca itu sangat penting untuk menambah pengetahuan kita.