CEO Anthropic Dario Amodei Ungkap Karyawannya Menolak Tawaran $100 Juta dari Zuckerberg—Bahkan Gaji pun Tak Disejajarkan untuk Menahan Mereka

“Dibandingin sama perusahaan lain, lebih sedikti orang dari Anthropic yang tertarik sama tawaran ini. Dan itu bukan karena nggak ada usaha,” kata CEO Anthropic Dario Amodei baru-baru ini di podcast Big Technology. “Gua udah ngobrol sama banyak orang yang dapat tawaran kerja di Anthropic tapi nolak. Bahkan ada yang gamau ngobrol sama Mark Zuckerberg sekalipun.”

Meta lagi gencar banget mau kuasai AI—dan kalo mereka nggak bisa kembangkan talent dalam, CEO mereka Zuckerberg nggak ragu buat beli. Bulan Juni lalu, ada laporan kalau dia nyuri karyawan dari perusahaan saingan (termasuk OpenAI, Google, dan Anthropic) dengan bonus masuk $100 juta, buat kuatkan lab AI “superintelijen” dia.

Beberapa orang udah terima tawaran menggiurkan ini, termasuk setidaknya tujuh staf dari OpenAI. Tapi Amodei ngeklaim sebagian besar karyawannya nggak tergoda—dan dia juga nggak ngasih duit lebih cuma supaya mereka betah.

Kenapa CEO Anthropic gamau pake duit buat pertahankan karyawan

Perusahaan mungkin pengen lawan api dengan api dengan naikin gaji bintang AI mereka atau rekrut balik—tapi Anthropic pikir itu bakal rusak budaya perusahaan. “Kami nggak mau kompromi prinsip kompensasi atau prinsip keadilan cuma buat nanggapi tawaran ini,” kata Amodei. “Di Anthropic, ada sistem level. Satu kandidat masuk, dapet level, dan kami nggak negosiasi level itu karena kami pikir itu nggak adil. Kami pengen punya cara yang sistematis.”

Amodei nggak cuma pikir naikin gaji buat pertahan karyawan itu nggak adil, tapi juga bisa merugikan misi perusahaan bernilai miliaran dolar ini. Sebenernya, tetap setia sama prinsip kompensasi di tengah kekacauan perang AI udah jadi kemenangan buat budaya Anthropic.

MEMBACA  Kunci, Jawaban, dan Bantuan Wordle NYT Hari Ini untuk 1 Agustus #1504

“Gua pikir ini malah jadi momen perekat buat perusahaan karena kami nggak nyerah. Kami nolak kompromi prinsip karena kami yakin orang-orang di Anthropic memang percaya sama misi ini,” lanjut Amodei. “Satu-satunya cara ini bisa ngerugikan adalah kalo lo panik dan perlakuin orang nggak adil cuma buat pertahan perusahaan, sampe budaya perusahaan hancur.”

Fortune udah kontak Anthropic dan Meta buat minta komentar.

Kritik Amodei soal strategi nyuri karyawan Zuckerberg senilai $100 juta

Strategi agresif Zuckerberg udah bikin banyak orang di dunia AI kesel. Dapet tawaran $100 juta emang mimpi buat banyak orang, tapi CEO Anthropic bilang ini sebenernya nggak adil. “Kalo Mark Zuckerberg lempar dart terus kena nama lo, itu nggak berarti lo harus dibayar 10 kali lebih banyak dari orang sebelah yang skill dan bakatnya sama,” kata Amodei di podcast.

Ditambah, Amodei pikir strategi rekrut ini malah kontraproduktif dengan tujuan Meta. Dia bangga karyawannya nggak tergoda tawaran $100 juta—dan loyalitas kaya gitu nggak bisa dibeli. Orang-orang AI lain kayaknya juga tertarik sama budaya Anthropic; engineer di OpenAI 8 kali lebih mungkin pindah ke Anthropic. Perusahaan ini juga punya tingkat retensi 80% buat karyawan dua taun terakhir, dibanding DeepMind Google (78%) dan OpenAI (67%). Ironisnya, Meta paling rendah cuma 64%.

Punya karyawan yang bisa kerja revolusioner itu satu hal, tapi punya budaya yang bikin mereka betah itu hal lain. Amodei ragu Meta bisa dapet orang yang cocok dengan misi mereka cuma dengan nyuri karyawan. “Mereka lagi nyoba beli sesuatu yang nggak bisa dibeli: keselarasan dengan misi. Ada efek seleksi di sini,” katanya. “Apa mereka dapet orang yang paling antusias, paling seirama dengan misi, paling semangat?”

MEMBACA  Saham Worldline Anjlok 41% Setelah Tuduhan dari Konsorsium Media

Pemimpin tech lain, termasuk Sam Altman dari OpenAI, juga ngritik hal yang sama. Altman bilang meski Meta udah berhasil nyuri beberapa staf, “sejauh ini nggak ada orang terbaik kami yang tertarik.” Walaupun Zuckerberg udah ambil beberapa pekerja AI-nya, Altman ragu kompetitornya bisa niru kesuksesan OpenAI.

“Banyak orang, termasuk Meta, yang bilang ‘Kami cuma mau niru OpenAI’,” kata Altman bulan lalu di podcast Uncapped. “Itu biasanya nggak berhasil. Lo selalu kejar kompetitor, dan lo nggak bakal bangun budaya inovasi.”