Presiden Donald Trump mulai kesulitan mengontrol Partai Republik di Kongres. Hal ini terjadi karena ada beberapa masalah politik yang bisa bikin partainya pecah, apalagi nanti ada pemilu penting tahun depan.
Minggu lalu, Trump akhirnya setuju untuk merilis berkas-berkas Jeffrey Epstein, seorang pedagang seks. Usulnya untuk memberikan cek stimulus $2,000 kepada warga juga diterima dingin oleh para anggota partainya. Dia juga memicu debat dalam partai tentang prioritas kampanye.
Bahkan, salah satu sekutunya yang paling setia, Marjorie Taylor Greene, mengumumkan akan keluar dari Kongres bulan Januari nanti. Ini akan membuat jumlah suara mayoritas Partai Republik jadi lebih kecil lagi.
Partai Republik semakin berantakan dengan konflik internal. Hal ini tidak baik untuk persiapan mereka menghadapi pemilu, apalagi setelah mereka kalah di beberapa negara bagian bulan lalu.
Kemenangan yang Mahal
Meskipun Partai Republik menang dalam perdebatan tentang government shutdown, kemenangan itu didapat dengan cara memblokir perpanjangan kredit pajak yang populer dari Affordable Care Act. Sekarang, jutaan warga Amerika menghadapi kenaikan harga premi kesehatan, dan partai Trump sendiri terpecah belah tentang bagaimana harus menanggapi hal ini.
Bahkan pemimpin partai di Kongres, Mike Johnson dan John Thune, tidak sepaham. Thune lebih berani untuk menentang Trump. Mereka berselisih tentang banyak hal, termasuk undang-undang tentang Epstein dan sanksi untuk Rusia.
Pesan ‘Keterjangkauan’
Trump khawatir dengan pesan partainya untuk pemilu 2026. Dia bilang, "Keterjangkauan harus jadi kata kita, bukan kata mereka." Tapi, menurut jajak pendapat Fox News, hanya 15% pemilih yang merasa kebijakan Trump membantu perekonomian.
Wakil Presiden JD Vance meminta warga untuk bersabar. Sementara itu, Trump malah mengurangi beberapa tarif impor, mungkin karena sadar bahwa tarif itu bisa bikin harga barang bagi konsumen jadi lebih mahal.
Agenda yang Mandek
Sejak Juli, agenda Partai Republik banyak yang tidak jalan, sebagian karena shutdown. Mereka masih belum sepakat tentang banyak hal, termasuk cara menghindari shutdown lagi akhir Januari nanti dan bagaimana membuat rencana kesehatan pengganti ACA, yang sudah coba dilakukan partai ini selama 15 tahun.
Banyak anggota Partai Republik yang ingin memperpanjang subsidi ACA, tapi Trump berjanji akan menolaknya. Pengaruh Trump juga terlihat melemah ketika usulnya tentang cek $2.000 ditolak oleh banyak Senator dari partainya sendiri.
Perubahan Wilayah Pemilu Gagal
Strategi Trump untuk mengubah peta wilayah pemilu (gerrymandering) agar menguntungkan Partai Republik juga tidak berhasil dengan baik. Di Indiana, partainya mengabaikan ancaman Trump. Sementara itu, peta di Texas malah dalam masalah di pengadilan. Langkah Trump malah mendorong negara bagian yang dikuasai Demokrat, seperti California, untuk mengubah peta mereka juga.
Trump sendiri mulai marah-marah. Dia mengancam akan memecat Menteri Keuangan jika suku bunga tidak diturunkan. Dia juga marah kepada wartawan yang menanyakan tentang hubungan bisnis keluarganya dengan Arab Saudi.