CEO punya banyak tipe kepribadian, mulai dari pemimpin yang baik sampai eksekutif bisnis yang keras. Pengusaha jutawan Kevin O’Leary terkenal karena sikapnya yang jujur banget dan menakutkan di acara Shark Tank. Gaya kepemimpinannya juga terpengaruh oleh almarhum Apple pendiri Steve Jobs.
“Menurut ku, orang yang kerja sama gak harus jadi teman,” kata O’Leary ke Fortune. “Mereka harus hormat sama kamu, dan kamu harus bantu mereka maju dalam karir, cari uang, dan capai tujuan mereka.”
O’Leary, yang dijuluki “Mr. Wonderful,” gak suka basa-basi atau merendahkan pendapatnya. Mungkin itu salah satu alasan dia bisa kumpulkan kekayaan $400 juta lewat kesuksesan bisnisnya. Investor ini jadi terkenal tahun 1999 saat jual perusahaannya, SoftKey, ke Mattel seharga $4.2 miliar. O’Leary Ventures, firma modal ventura-nya, juga udah danai lebih dari 80 startup, termasuk perusahaan ramah lingkungan Blueland yang udah hasilkan lebih dari $100 juta penjualan.
Dapat deal dengan “Mr. Wonderful” di Shark Tank gak gampang—dia dikenal sebagai investor yang cerdas, tegas, dan menuntut. Dia juga gak takut bikin orang kesal karena dia punya pola pikir pendiri yang fokus sama hal penting. Dia belajar strategi ini dari Jobs di tahun 1990-an, yang sering abaikan perasaan demi kesuksesan bisnis.
“Aku gak peduli sama likeability, itu gak relevan. Kalau kamu terlalu khawatir soal itu, pasti gagal karena bakal kehilangan fokus,” kata O’Leary. “Sukses gak tentang disukai semua orang… Kamu gak bisa khawatirin perasaan orang lain. Yang penting pekerjaan selesai.”
Kerja sama Steve Jobs dan Kepemimpinan yang Keras: ‘Kamu Harus Hadapin’
CEO Silicon Valley terkenal gak ramah—dan Jobs bukan pengecualian. Saat SoftKey kerja sama Apple bikin software pendidikan, O’Leary pernah sarankan Jobs dengar masukan guru dan murid. Tapi Jobs menolak, bilang pendapat mereka gak penting dan program bakal lebih bagus kalau dia yang pegang kendali.
“Lama-lama, kamu mau ikut momentum karena kamu di tim pemenang. Kami dapat banyak uang berkat Steve Jobs, dia benar. ‘Kamu bikin software, aku yang urus pasarnya. Kerjain aja yang bener.’ Aku dengerin dia, dan dia emang bener.”
O’Leary bilang lebih penting dihormati daripada disukai. Strateginya adalah bantu partner bisnis maju dalam karir dan capai tujuan mereka. Mungkin butuh sikap tegas, tapi orang sukses seperti Jobs gak peduli sama likeability.
“Aku gak mikirin itu, kayaknya Jobs juga gak,” kata O’Leary. “Banyak orang gak suka aku karena aku blak-blakan dan jujur—aku gak peduli. Kebenaran tetap kebenaran, mau sekarang atau nanti. Mau gak mau, kamu harus hadapin.”
Momen-momen Jobs Buktikan Kesuksesan Butuh Kepemimpinan Keras
Jobs terkenal suka ciptakan lingkungan kerja tegang, tapi tekanan itu yang bikin sukses. Sebagai perfeksionis, dia sering marahin karyawan buat hal kecil, seperti spasi yang salah di antarmuka Macintosh. Sekarang, ada lebih dari 100 juta Mac dipakai di dunia.
“Dia dorong tim Mac dengan deadline mustahil, sering bentrok dengan engineer tapi hasilkan produk revolusioner,” tulis profesor manajemen Chris Neck tentang gaya Jobs. Tapi sikap kerasnya bikin beberapa talenta kunci, seperti Jef Raskin, hengkang dari Apple.
Bahkan saat kerja di luar Apple, Jobs tetap intens. Salah satu pendiri Pixar, dia sering bangunin staf jam 3 pagi buat bahas proyek. “Dia bakal telpon—apalagi produser—kapan aja, bahkan saat liburan,” kata Pete Docter, kreator Pixar yang pernah kerja sama Jobs.
O’Leary bilang gaya kepemimpinan Jobs “luar biasa”—dia kagum sama kemampuan Jobs memimpin tim dan tetap fokus. “Aku gak bilang aku suka dia, tapi aku sangat hormat. Karena dia punya skill eksekusi yang luar biasa—dia bisa bilang ‘aku bakal sampai ke tujuan ini’ dan beneran selesain. Dia gak peduli siapa yang menghalangi.”