Investor legendaris Bill Gross kasih peringatan untuk hati-hati beli emas, yang harganya naik banyak akhir-akhir ini. Dia juga khawatir tentang defisit anggaran dan ekonomi yang melambat.
Di postingan X hari Jumat, pendiri Pimco itu juga ngomong soal kekhawatiran Wall Street tentang masalah di pinjaman bank-bank.
Laporan dari Zions Bancorporation dan Western Alliance tentang peminjam bermasalah datang setelah CEO JPMorgan Jamie Dimon sebut kolapsnya Tricolor sebagai tanda ada masalah lain yang tersembunyi.
“Masalah di bank regional mungkin terus pengaruhi saham DAN obligasi,” kata Gross.
Meski analis anggap ini bukan masalah sistemik, ingatan akan runtuhnya Silicon Valley Bank dua tahun lalu bikin saham turun dan sempat turunkan imbal hasil Treasury 10-tahun di bawah 4%.
Tapi Gross bilang reaksi itu berlebihan. Dia prediksi imbal hasil akan naik jauh di atas 4.01%, karena pemerintah harus terbitkan banyak utang baru untuk tutupi defisit, sementara pertumbuhan ekonomi diperkirakan melambat tajam.
“Treasury 10-tahun tidak seharusnya di bawah 4%, seharusnya sekitar 4.5% — karena ada banyak supply/defisit meski ekonomi melambat,” ujarnya.
Utang yang melonjak di ekonomi maju bikin investor khawatir dengan mata uang global, bahkan dolar AS. Ini memicu ‘debasement trade’ yang bertaruh pada logam mulia dan bitcoin, dengan asumsi pemerintah akan biarkan inflasi lebih tinggi untuk ringankan beban utang.
Karena itu, harga emas telah naik lebih dari 50% tahun ini dan jadi dua kali lipat sejak awal 2024. Perak, platinum, dan palladium catat kenaikan lebih besar.
Veteran pasar Ed Yardeni bilang emas bisa capai $10.000 per ons di akhir dekade ini jika trennya berlanjut.
Tapi Gross beri tanda bahwa kenaikan emas sekarang sudah berlebihan, dan harganya turun lebih dari 2% pada Jumat setelah sentuh rekor di atas $4.300.
“Emas sudah jadi aset momentum/meme. Kalau mau beli, tunggu dulu,” tulisnya.
Di laporan awal bulan ini, Capital Economics juga amati rally emas yang kuat. Ekonom Hamad Hussain bilang “FOMO” mulai masuk ke perdagangan emas, bikin susah nilai logam ini secara objektif.
Dia sebut faktor positif seperti pemotongan suku bunga Fed, ketidakpastian geopolitik, dan kekhawatiran fiskal. Tapi dia juga catat bahwa rally emas terjadi saat dolar stabil dan imbal hasil obligasi perlindungan inflasi lebih tinggi — tanda kelebihan semangat pasar.
“Secara keseluruhan, kami pikir harga emas mungkin akan naik perlahan dalam nominal beberapa tahun ke depan,” katanya tanggal 8 Oktober.