Sinar matahari berserakan di salju sekitar saat kami mendaki berbaris, dengan krampon terikat di sepatu, menuju Sólheimajökull, gletser paling selatan Islandia—lidah es setebal 650 kaki yang membentang seluas 17 mil persegi. Puncak hitam mencuat seperti sirip hiu dari bukit-bukit putih bergerigi di sekitar kami—terbentuk oleh letusan gunung Katla, yang bergejolak jauh di bawah dekat raksasa beku tempat kami berdiri.
Perjalanan 90 menit membawa kami ke tujuan, punggung es dua kali tinggi kami, di mana kami menyeruput wiski, menatap sebentar langit biru tanpa awan sebelum mulai turun.
Beberapa menit kemudian, selimut putih terbentang di atas, menutupi matahari dalam hujan salju yang deras. Badai mengubah pemandangan yang sudah sunyi ini menjadi keheningan total—persis yang saya cari di Islandia bersama Tom Marchant, pendiri perusahaan perjalanan mewah Black Tomato. "Seperti dunia Narnia," kata Marchant, "di mana kesunyiannya begitu murni sampai bikin pusing."
Dalam keheningan yang aneh ini, hanya beberapa jam dari Reykjavík, kami sampai di dasar gletser dan melihat gunung-gunung es kecil menghiasi laguna dari air lelehannya, serta dinding es mengagumkan bergaris-garis abu vulkanik—bukti kekuatan alam yang telah bertarung ribuan tahun di negeri yang disebut "tanah api dan es."
Keheningan total tidak tercantum di situs pemesanan liburan. Tapi di dunia yang semakin berisik, beberapa orang merasa mematikan ponsel saja tidak cukup untuk kedamaian yang mereka inginkan. Dalam setahun terakhir, Black Tomato—yang paketnya mulai dari $15.000 per orang—melihat peningkatan permintaan untuk destinasi dengan kesunyian alami. Sekitar 80% kliennya berasal dari AS.
Kami berkendara ke timur dari Reykjavík sehari sebelumnya, melewati sistem vulkanik aktif ditutupi lumut hijau. Setelah menyeberangi sungai setinggi lutut dengan Ford Bronco, kami berhenti di tepi Sungai Hengladalsá untuk piknik. Hanya suara api dan gemericik sungai yang terdengar sambil Tom dan saya duduk di kursi berbalut kulit domba, menikmati panini mozzarella-pesto dan rosé yang dituang pemandu kami, Jón Gísli Hardarson.
Marchant mendirikan Black Tomato di London tahun 2005 setelah bekerja di Ernst & Young. Ia mengajak Fortune dalam perjalanan ini untuk merasakan keindahan kesunyian—bukan retret meditasi tanpa bicara, tapi pelarian dari kebisingan teknologi.
"Seperti di planet lain," kata Marchant. "Orang ingin ke tempat waktu seolah berhenti, dan tidak banyak tempat lebih baik dari sini."
Kami menginap di Torfhús Retreat (mulai $930/malam), berbentuk seperti pertanian Viking tradisional di kawasan Golden Circle. Dibangun dari kayu daur ulang dan batu lokal dengan atap rumput, setiap dari 27 rumahnya memiliki furnitur buatan tangan dan kolam air panas batu basalt.
Malam itu, setelah makan scallop dengan bunga edible dan ikan arctic char, saya berendam di kolam sambil memandang bintang. Tiba-tiba, tirai cahaya hijau muncul dan menari di langit—aurora borealis.
Di negara yang didominasi keheningan, ada dunia tersembunyi dalam mitologi Islandia. Jón bercerita saat kecil ia hampir merusak "tirai para elf" di sebuah batu, dan ibunya melarangnya karena bisa marahkan mereka.
"Sampai sekarang, aku tak tahu apakah ibuku pernah lihat elf," kata Jón. "Tapi ia selalu percaya mereka ada."
Jalan di Islandia kadang dibelokkan untuk hindari batu "berpenghuni" elf. Jika ada masalah saat pembangunan, "orang pintar" dipanggil untuk mediaksi.
Ketika kami bersnowmobile di gletser Langjökull, badai salju membuat segalanya jadi putih kabur. Dalam kesunyian yang mencekam, saya hampir berharap troll berambut panjang lewat dan menatap saya.
Dua hari kemudian, kami menyusuri pantai selatan Reykjanes Peninsula—dikelilingi hamparan lava berlumut—menuju Retreat at Blue Lagoon, resor termewah Islandia (mulai $1.800/malam). Kolam geothermalnya mengandung 1,6 juta galon air laut kaya mineral.
Sifat penyembuhan air ini ditemukan tahun 1980-an ketika warga mandi di reservoir pembangkit listrik Svartsengi dan psoriasis seseorang sembuh. Tahun 2018, dibukalah resor bintang lima dengan spa bawah tanah dan restoran Michelin.
Kesunyian di kota Grindavík disebabkan kegelisahan geologis: 4.000 penduduknya dievakuasi sebelum serangkaian letusan gunung Desember 2023. Kebanyakan tak pernah kembali.
Saat saya berendam di kolam biru susu yang warnanya berasal dari silika, salju turun deras, lalu hujan, sebelum tiba-tiba matahari dan pelangi muncul bersamaan.
Hanya suara angin dan cipratan air yang terdengar. Mungkin para huldufólk—makhluk tersembunyi—juga sedang berenang di sana.
—
Tempat paling sunyi untuk yang lelah dengan kebisingan
Salar de Uyuni, Bolivia
Dataran garam terbesar dunia ini membentang 4.050 mil persegi di ketinggian 12.000 kaki, dianggap salah satu tempat paling sunyi.
Taman Nasional Haleakala, Hawaii
Disebut "tempat paling sunyi di bumi" oleh ahli ekologi suara Gordon Hempton, kawah setinggi 10.000 kaki ini menyerap gelombang suara.
Danau Tekapo, Selandia Baru
Terletak di kawasan bebas polusi cahaya, danau seluas 34 mil persegi ini menawarkan pemandangan bintang tak tertandingi.
Skeleton Coast, Namibia
Pesisir sepanjang 300 mil ini, dinamai dari bangkai kapal dan tulang paus, adalah rumah bagi singa pemburu anjing laut.
Alpen Slovenia
Taman Nasional Triglav memiliki 135 zona sunyi seluas 25.000 hektar, jarang dikunjungi turis.
Artikel ini muncul di edisi Juni/Juli 2025 Fortune dengan judul "Kesunyian yang hanya terpecah bisikan elf."