Buka Editor’s Digest Gratis
Roula Khalaf, Editor FT, memilih cerita favoritnya di newsletter mingguan ini.
Bank of England (BoE) menghadapi tekanan untuk mengurangi program penjualan obligasi tahun ini. Investor memperingatkan ini bisa menaikkan biaya pinjaman dan memberi tekanan lebih pada ekonomi Inggris yang melemah.
Bank sentral ini sedang mengecilkan portofolio obligasi yang terkumpul selama 15 tahun terakhir melalui quantitative easing (QE). Tujuannya, menyeimbangkan neraca keuangan mereka.
Berbeda dengan Federal Reserve dan ECB, BoE melakukan quantitative tightening (QT) dengan menjual obligasi aktif, bukan hanya menunggu jatuh tempo. Investor bilang ini menaikkan imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang di tengah ketidakstabilan pasar global, yang akhirnya menambah biaya pinjaman meski suku bunga acuan turun.
"BoE harus berhenti melakukan QT aktif," kata Ben Nicholl, manajer investasi di Royal London Asset Management.
Komite Kebijakan Moneter BoE akan menetapkan rencana QT 12 bulan di September, berlaku bulan berikutnya. Tahun ini, mereka mengurangi stok obligasi sebesar £100 miliar menjadi £560 miliar melalui penjualan aktif dan obligasi yang jatuh tempo.
Menurut Nicholl, jika QT berlanjut di kecepatan sama, penjualan aktif harus naik jadi £52 miliar mulai Oktober karena stok obligasi yang matang semakin sedikit.
"Ini bisa bikin pasar khawatir dengan jumlah besar obligasi Inggris, terutama yang jangka panjang, yang harus diserap tahun ini," katanya.
Mahmood Pradhan dari Amundi Asset Management bilang BoE "terlalu cepat mengurangi neracanya dan perlu lebih fleksibel."
Andrew Bailey, Gubernur BoE, mengatakan mereka akan mulai tinjau internal sebelum keputusan September. Survei BoE April lalu memperkirakan QT akan melambat jadi £75 miliar di 2025-2026.
Catherine Mann, anggota komite suku bunga, mengatakan keputusan QT dan suku bunga harus dipertimbangkan bersama, "terutama saat keduanya bergerak berlawanan."
Biaya pinjaman Inggris untuk obligasi 30 tahun sudah lebih dari 5%, tertinggi di G7. Fraser Lundie dari Aviva Investors bilang, "QT tidak boleh berjalan otomatis jika bisa mengganggu pasar."
Masalah utang jangka panjang juga terjadi global. Obligasi 30 tahun Inggris mencapai level tertinggi sejak 1998. Pemerintah pun mengurangi penerbitan utang jangka panjang.
Mark Dowding dari RBC Bluebay meminta BoE "hentikan penjualan aktif" karena mendorong kenaikan imbal hasil.
BoE menolak analisis bahwa program QT-nya terlalu mahal dibanding Fed.
Neville Hill dari Hybrid Economics bilang, "Menerbitkan obligasi baru sambil menjual obligasi bank sentral adalah beban besar untuk pasar."
"Dengan biaya pinjaman yang tinggi dan kondisi yang tidak stabil—sebagian karena kebutuhan utang AS yang besar—ini terlihat tidak masuk akal," katanya.
Rekomendasi