Asia Mengabaikan Ancaman Tarif Baru Trump, Pemerintah Berharap Kesepakatan Sebelum 1 Agustus

Pasar Asia sebagian besar tidak terganggu oleh pengumuman terbaru pemerintahan Trump tentang tarif untuk beberapa mitra dagangnya. Presiden AS juga sepertinya menunda tanggal mulai pajak baru ke 1 Agustus.

Pada Senin, Gedung Putih Trump mengumumkan tarif tetap 25% untuk Jepang dan Korea Selatan, dua mitra dagang AS. Tarif ini hampir sama dengan ancaman Trump pada April lalu. Tapi sekarang, mitra dagang AS punya waktu sampai 1 Agustus untuk negosiasi, bukan tenggat 9 Juli.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 0,3% pada Selasa. Kospi Korea Selatan naik 1,8%.

Dalam suratnya ke Jepang dan Korea Selatan, Trump menyatakan barang yang dikirim ulang untuk hindari tarif tinggi akan dikenakan tarif lebih tinggi, tapi tidak jelaskan detailnya.

Sebelumnya, kesepakatan dengan Vietnam menerapkan tarif 40% untuk barang yang dikirim ulang lewat negara itu, tapi pemerintah AS belum jelaskan definisi “pengiriman ulang”.

Trump juga ancam akan naikkan tarif lebih tinggi jika Jepang atau Korea Selatan lakukan pembalasan.

Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung optimis bisa capai kesepakatan sebelum 1 Agustus.

Di Asia lain, indeks Hang Seng Hong Kong naik 1% pada pukul 03.30 waktu Timur. Indeks Nifty 50 India stabil. S&P/ASX 200 Australia juga tutup stabil.

Trump katakan pada Senin bahwa tarif belum “100% pasti”, artinya masih ada ruang negosiasi sebelum 1 Agustus. Sebanyak 14 surat dikirim, lebih dari setengahnya ke ekonomi Asia.

Asia Tenggara

Banyak ekonomi lain, terutama di Asia Tenggara, juga dikenakan tarif baru pada Senin, mulai dari 25% sampai 40%. Meski lebih rendah dari ancaman April, ini tetap lebih tinggi dari tarif 10% sebelumnya.

MEMBACA  Buku Masak Thanksgiving Legible dengan AI Sous Chef oleh Selebriti Cristina Ferrare Akan Ditampilkan di Acara Drew Barrymore oleh Investing.com

Jeda tarif 90 hari untuk negosiasi awalnya akan berakhir pada Rabu. Tenggat ini diperpanjang sampai 1 Agustus.

Ini bisa beri waktu lebih buat ekonomi Asia Tenggara, yang bergantung pada AS sebagai pasar ekspor utama.

Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Kamboja semua tawarkan untuk beli lebih banyak produk AS, seperti energi atau hasil pertanian.

Malaysia, yang sedang negosiasi dengan AS, akan lanjutkan pembicaraan. Negara ini dikenakan tarif 25%, lebih tinggi 1% dari sebelumnya.

Kementerian Perdagangan Malaysia katakan mereka komitmen untuk capai kesepakatan yang adil dan menguntungkan kedua pihak.

Menteri Keuangan Thailand Pichai Chunhavajira yakin negaranya bisa dapat tarif lebih rendah dari 36% yang diumumkan Trump.

Sebelumnya, Pichai sebutkan Thailand tawarkan kurangi pajak impor untuk 90% produk AS dan hapus pajak untuk banyak barang. Ia percaya negosiasi akan berujung baik sebelum 1 Agustus.

Menteri Koordinator Ekonomi Indonesia Airlangga Hartarto rencanakan ke Washington pada 8 Juli untuk temui perwakilan AS. Indonesia sebelumnya katakan akan lakukan kesepakatan dagang dan investasi senilai $34 miliar dengan AS. Tarif untuk produk Indonesia sekarang 32%, sama seperti usulan 2 April.

Kamboja dikenakan tarif 40% pada Senin, lebih rendah dari ancaman 49% di April. Negara ini sebelumnya setuju untuk kurangi tarif untuk produk AS.