Di tengah krisis kesehatan mental global, permintaan untuk opsi perawatan baru dan efektif semakin meningkat, khususnya di bidang terapi berbantuan psychedelic. Para ahli percaya pasar obat psychedelic akan tumbuh dari $4,1 miliar pada 2025 menjadi $7,8 miliar pada 2030, dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 13,7%.
Salah satu perusahaan biotek kecil yang menarik perhatian investor adalah Mind Medicine (MNMD), atau disingkat MindMed. Dalam laporan laba terbarunya, MindMed menunjukkan kemajuan solid dalam perekrutan untuk tiga uji coba Fase 3 utamanya untuk kandidat andalannya, MM120—versi halus dari obat rekreasi LSD—yang sedang diteliti untuk gangguan kecemasan umum (GAD) dan depresi berat (MDD).
Data utama dari uji coba ini diperkirakan keluar pada 2026, mempersiapkan peluncuran komersial potensial pada 2028. Analis juga mulai memperhatikan. Misalnya, Oppenheimer baru-baru ini menyampaikan optimisme berdasarkan data Fase 3 yang mereka anggap “kuat” tahun depan. Jadi, dengan tonggak klinis yang mendekat, apakah bijak membeli saham perusahaan psychedelic ini?
MindMed adalah perusahaan biofarmasi yang fokus pada pengembangan kandidat obat baru untuk gangguan kesehatan otak. Program paling majunya, MM120, sedang dalam uji Fase 3 untuk GAD. Kandidat lain, MM402—senyawa terkait MDMA—sedang dalam uji Fase 1 untuk gejala inti gangguan spektrum autisme (ASD).
Dengan portofolio yang fokus pada kondisi yang sering kekurangan solusi jangka panjang, perusahaan ini berusaha membawa pendekatan baru dalam perawatan kesehatan mental. Dengan nilai pasar sekitar $747 juta, sahamnya semakin diminati seiring kemajuan uji klinis dan perannya dalam inovasi kesehatan mental.
Dalam setahun terakhir, sahamnya naik 34%, dan terus melonjak di 2025 dengan kenaikan 41% (YTD)—mengalahkan kenaikan S&P 500 yang hanya 22% dalam setahun dan 8% tahun ini. Terutama, MindMed melonjak 49% dalam 3 bulan terakhir, menunjukan minat investor yang besar.
Laba kuartal kedua 2025 MindMed, dirilis pada 31 Juli, menunjukkan gambaran beragam saat perusahaan ini fokus pada pengembangan tahap akhir. Perusahaan yang belum menghasilkan pendapatan ini merugi $0,50 per saham—melebar dari rugi $0,26 tahun lalu dan meleset dari prediksi Wall Street ($0,38). Ini disebabkan oleh peningkatan biaya riset dan pengembangan sebesar 103,5% (menjadi $29,8 juta), terutama untuk program MM120.
Meski berinvestasi besar di MM120, efektivitas jangka panjangnya masih belum jelas. Data Fase 2 hanya melacak hasil hingga 12 minggu, meninggalkan pertanyaan tentang seberapa tahan manfaatnya. Namun, posisi keuangan MindMed tetap kuat.
Per 30 Juni, perusahaan ini memiliki $237,9 juta dalam bentuk tunai dan investasi—cukup untuk operasi hingga 2027. Kemajuan klinisnya juga berlanjut, dengan perekrutan untuk tiga uji Fase 3 (Voyage, Panorama, dan Emerge) tetap sesuai jadwal. Studi ini mengevaluasi MM120 sebagai pengobatan mandiri tanpa psikoterapi. Data utama dari Voyage diharapkan pada paruh pertama 2026, diikuti Panorama dan Emerge di paruh kedua.
Reaksi investor terhadap hasil Q2 agak datar, tetapi sentimen membaik pada 4 Agustus setelah sahamnya melonjak 11% karena peningkatan peringkat dari Oppenheimer. Analis Jay Olson menaikkan peringkatnya menjadi “Outperform” dengan target harga $25 dalam 12-18 bulan, mengutip potensi MM120.
Olson menekankan profil klinis unik MM120—bentuk farmasi LSD dengan efek psychedelic yang lebih ringan tetapi tahan lama. Ia juga menyoroti potensinya untuk GAD dan MDD, didukung data Fase 2 yang menunjukkan tingkat remisi dan keamanan yang baik selama 12 minggu. Menurutnya, MindMed masih undervalued dan siap menghadapi data Fase 3.
Secara keseluruhan, saham MNMD mendapat penila