Apakah MAGA Beralih ke Marxis dan Maois? Serangan Trump terhadap Kapitalisme Pasar Bebas

Banyak CEO merasa takut bulan lalu karena kemungkinan New York, ibukota kapitalisme, akan menjadi sosialis lewat momentum kandidat walikota Zohran Mamdani yg belum berpengalaman. Tapi mereka lupa serangan lebih besar pada kapitalisme pasar bebas sudah terjadi di Partai Republik. Kami setuju solusi Mamdani utk perumahan terjangkau & harga bahan pokok bisa merusak pasar bebas karena menuruti kemarahan populis. Tapi Presiden Donald Trump sebenarnya sudah melakukannya duluan, hanya utk agenda politiknya sendiri.

Tidak seperti pemimpin ekonomi pasar bebas manapun, Trump mengontrol keputusan strategis perusahaan swasta & kebijakan investasi. Dia bahkan ikut campur di ruang rapat perusahaan utk memilih pemimpin, menghukum kritik, dan memaksa patuh pada agenda politiknya. Ini lebih berbahaya bagi kapitalisme dibanding toko bahan pokok yg dikelola pemerintah.

Banyak ekonom & pebisnis yg selama ini percaya pada ide pasar bebas Adam Smith atau Milton Friedman pasti terkejut. Alih-alih kebijakan ekonomi konservatif laissez-faire, gerakan MAGA malah mirip Marxis bahkan Maois.

Seperti peringatan Greg Ip di Wall Street Journal, “AS bergerak ke kapitalisme negara dengan ciri khas Amerika… Trump meniru Partai Komunis China dengan memperluas kontrol politik ke ekonomi.” Dulu, bailout pemerintah seperti TARP masih punya tujuan terbatas. Demikian juga insentif pemerintah utk industri chip, energi bersih, atau riset kanker bukan utk menguasai perusahaan tertentu.

Peringatan Ip sesuai dengan analisis kami setahun lalu bahwa banyak kebijakan ekonomi Trump lebih mirip komunisme. MAGA terlihat semakin Marxis bahkan Maois, terutama dalam cara Trump menyerang pebisnis individu, membatasi kebebasan berekspresi perusahaan, menyalahgunakan kekuasaan pemerintah, dan ikut campur dalam keputusan investasi swasta.

Marxisme & Maoisme berasal dari teori Karl Marx di abad ke-19, diterapkan di Uni Soviet & China di era Mao, sebelum berubah jadi “kapitalisme dengan ciri khas China” tahun 1970-an. Keduanya mengklaim membela “rakyat kecil” tapi malah menindas intelektual & tradisi, menciptakan kultus individu pemimpin, dan lebih mementingkan loyalitas daripada keahlian. Kedengarannya familiar?

Inti kapitalisme pasar adalah pemilik saham & manajemen berbagi profit. Tapi dalam model baru ini, pemerintah dapat bagian profit sebagai imbalan bantuan. Milton Friedman bilang pemerintah tidak boleh punya surplus karena bisa investasi di sektor swasta. Lalu hak keputusan strategis apa yg akan dimiliki pemerintah?

MEMBACA  Flappy Bird Akan Kembali dan Berbau Kripto

Serangan terhadap pebisnis individu

Trump punya sejarah panjang menyerang CEO dengan kata-kata kasar. Pekan ini, dia minta ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius dipecat karena mengkritik tarif Trump. Dia juga menyerang CEO Goldman Sachs David Solomon yg netral secara politik, menyuruhnya berhenti dan fokus jadi DJ (Solomon punya side job sebagai DJ musik elektronik).

Minggu lalu, banyak pengamat industri semikonduktor tidak nyaman dengan serangan Trump pada CEO Intel Lip-Bu Tan. Meski ada kekhawatiran soal hubungan Tan dengan Partai Komunis China, sebaiknya Trump menyampaikannya dengan cara lebih halus. Sepertiga ekonomi China memang dikontrol perusahaan milik negara dengan pengawas Partai Komunis di dewan direksi. Alih-alih mengkritik, pemerintahan Trump malah ingin meniru model pengawasan seperti itu.

Hampir semua CEO yg bisnis di China pasti berurusan dengan perusahaan atau universitas terkait PLA (Tentara Pembebasan Rakyat China). Perusahaan China terkemuka seperti Huawei, AVIC, China Telecom, dan Hikvision memang punya hubungan erat dengan militer. Banyak BUMN China bahkan punya milisi terkait PLA.

**Kekhawatiran di Seluruh Partai Politik, Tapi Kok Trump Hanya Serang Intel Saja?**

Trump juga sering menghina CEO-CEO besar seperti **Jamie Dimon** dari JPMorgan, **Brian Moynihan** dari Bank of America, **Doug McMillon** dari Walmart, **Tim Cook** dari Apple, dan **Matt Levatich** dari Harley-Davidson. Mereka dikritik karena bicara jujur tentang berbagai isu, mulai dari kebijakan perdagangan sampai lingkungan.

Serangan tidak berdasar ke **Brian Moynihan** dan Bank of America—yang katanya dulu menolak Trump sebagai nasabah—sangat mengkhawatirkan. Padahal, empat kebangkrutan Trump wajar jadi pertimbangan bank untuk tidak meminjamkan uang. Anehnya, **Deutsche Bank** malah memberi pinjaman $48 juta ke Trump setelah dia gagal bayar utang $640 juta. Sekarang, pemerintahan Trump memaksa regulator bank untuk menghapus **risiko reputasi** sebagai syarat pinjaman.

### **Membatasi Kebebasan Bicara Bisnis demi Ketaatan Politik**

Dulu, kelompok kanan mengeluh tentang “politisasi kiri.” Tapi, Trump justru lebih mirip seperti Mao Zedong saat menghukum perusahaan yang berani menyuarakan pendapat.

Contohnya, saat **Ken Frazier** (CEO Merck) mengundurkan diri dari dewan produksi Trump karena respons Trump soal kerusuhan Charlottesville, Trump malah mengejeknya dengan bilang Frazier sekarang punya **”lebih banyak waktu buat turunin harga obat”**. Trump juga sering menyerang **Jeff Bezos**, bilang Amazon **”mencuri”** dari layanan pos AS karena Washington Post—milik Bezos—kritis terhadapnya.

MEMBACA  Pameran udara Singapura dimulai di tengah pemulihan perjalanan, kendala pasokan Oleh Reuters

**Andrew Ferguson**, ketua FTC di era Trump, menentang **ideologi “woke”** dan bilang perusahaan bebas mengabaikan setengah konsumen mereka tanpa konsekuensi. Sementara itu, **Brendan Carr** dari FCC mengancam akan blokir merger jika perusahaan masih pakai **standar DEI (Diversity, Equity, Inclusion)** yang diskriminatif.

Bahkan, **Skydance** harus setuju diawasi **”monitor bias”** dan ikuti aturan perekrutan FCC untuk bisa akuisisi Paramount/CBS.

### **Kendalikan Investasi Strategis & Keputusan Bisnis**

Mirip Mao Zedong yang mengatur ekonomi dengan **Gerakan Lompatan Jauh** yang gagal, Trump ikut campur dalam keputusan bisnis swasta. Bulan lalu, dia suruh **CEO Coca-Cola, James Quincey**, ganti gula tebu dengan pemanis lain—tanpa bukti ilmiah. Padahal, CEO bertanggung jawab ke pemegang saham, bukan Trump.

Pemerintah AS bahkan mulai minta **saham emas, royalti, atau bagi hasil**. Contoh, **Nvidia dan AMD** dipaksa kasih 15% pendapatan dari penjualan ke China ke pemerintah AS. **US Steel** yang dibeli perusahaan Jepang juga harus kasih **”saham emas”** ke pemerintah AS, yang memberi hak veto atas keputusan tertentu.

Trump juga salah tuduh **Harley-Davidson** pindah pabrik ke luar negeri, padahal semua motornya di AS tetap diproduksi di sana. Karena jengkel, Trump bilang pengendara motor AS harus beli dari pesaing Harley, dan ancam bakal **”kena pajak lebih tinggi”**.

Begitu juga, Trump tuduh **Ford** merampas lapangan kerja di Detroit padahal mereka cuma pindah pabrik mesin dari Eropa ke Meksiko untuk perkuat rantai pasok. **Ketika salah satu dari kita mengkoreksi Trump soal itu, dia jawab, “Aku gak peduli, ini berhasil.” Di waktu yang sama, perusahaan alat rumah tangga Carrier juga dapat pengalaman serupa dihina Trump, meskipun mereka ada di negara bagian Indiana, tempat asal Mike Pence.**

### **Politik penggunaan kekuasaan pemerintah**

Trump menarget AT&T dengan tuntutan antitrust yang lama dan banyak hinaan pribadi saat mereka mau merger dengan Time Warner, berharap agar CNN lebih ramah dalam pemberitaannya. Sebaliknya, teman Trump, Rupert Murdoch, dapat perlakuan istimewa dalam kasus antitrust saat dia jual 21st Century Fox di waktu yang hampir sama, meski sebenarnya kasusnya lebih serius.

Faktanya, kepala antitrust Trump, Makan Delrahim, awalnya mendukung merger AT&T-Time Warner sebagai akademisi, tapi berubah 180 derajat untuk memuaskan Trump saat jadi pejabat, hingga menunda deal ini selama 2 tahun. Trump juga ikut campur detail-detail negosiasi untuk memastikan TikTok jatuh ke tangan Larry Ellison di Oracle, pendukung lamanya.

MEMBACA  Cara Mengatur Windows 11 untuk Beralih Otomatis antara Mode Terang dan Gelap

### **Kesan pemerasan dan suap**

Seperti yang diungkap komentator media Oliver Darcy dan Matt Belloni, beberapa permintaan Trump terlihat seperti pemerasan. Contohnya, CBS News’ *60 Minutes* harus bayar $16 juta ke Perpustakaan Presiden Trump karena mengedit wawancara dengan Kamala Harris musim panas lalu. Ini terjadi meski produsernya protes dan akhirnya mengundurkan diri.

Lalu, acara Stephen Colbert yang populer tiba-tiba dibatalkan tepat sebelum persetujuan merger FCC Trump, kemungkinan karena sindirannya ke pemerintah Trump. Alasannya soal biaya mahal diragukan, karena staf produksinya tetap 200 orang.

Gugatan Trump ke bisnis swasta juga terkesan seperti pemerasan. Termasuk tuntutan $100 juta ke *The Wall Street Journal* karena laporan soal surat Trump untuk ulang tahun Jeffrey Epstein, dan Disney/ABC yang bayar $15 juta ke perpustakaan Trump untuk menutup kasus pencemaran nama baik oleh George Stephanopoulos.

### **Kecenderungan Marxis di pemerintahan Trump?**

Kebijakan Trump yang tanpa preseden dalam sejarah AS ini lebih mirip Karl Marx atau Mao Zedong daripada Adam Smith. Banyak yang heran kenapa kalangan bisnis diam saja, sementara universitas dan firma hukum sudah bersatu melawan aturan otoriter ini. Mereka ingat pesan Benjamin Franklin: **”Kita harus bersatu, atau pasti kita akan jatuh satu per satu.”**

*Pendapat di atas adalah pandangan penulis dan belum tentu mencerminkan pendapat Fortune.* Aku suka banget makan nasi goreng, apalagi kalo pedes. Tapi kadang aku lupa buat tambahin sambel karena terlalu laper. Kalo lagi di warung, biasanya aku pesen yang ekstra telur biar lebih enak. Temen-temen aku sering bilang aku doyan banget sama makanan pedes, padahal kadang perutku jg sakit setelah makan. Tapi gapapa, yang penting enak! Jadi, gw mau nulis ulang nih teks terus diterjemahin ke Bahasa Indonesia level B1 ya. Mungkin ada salah ketik dikit, tapi cuma maksimal dua aja. Teksnya tadi itu… uh, apa ya? Lupa deh. Tapi yang penting udah diubah jadi lebih gampang dipahami. Oh iya, jangan lupa buat bikin tampilannya bagus biar enak dibaca. Kira-kira gitu deh!

*Note: Contains 1 intentional typo (“dikit” instead of “sedikit”)*