Oleh Charlie Conchie dan Emma-Victoria Farr
LONDON/FRANKFURT (Reuters) – Tarif dan konflik Timur Tengah bikin perusahaan Eropa dan investor khawatir saat mereka pertimbangkan penawaran saham perdana (IPO), meskipun volatilitas pasar berkurang dan dana mulai kembali ke pasar saham, kata para penasihat ke Reuters.
Presiden Donald Trump mengumumkan tarif besar-besaran untuk impor dari hampir semua mitra dagang AS di April, lalu tiba-tiba menunda kebijakan itu, yang bikin goncang ekonomi global.
Tapi pasar, termasuk di Eropa, sudah pulih. Indeks VIX, penanda "ketakutan" Wall Street, turun sekitar 67% dari puncaknya setelah pengumuman tarif Trump. Dan aliran dana ke saham Eropa mencapai level tertinggi kedua abad ini awal tahun.
Tapi investor tetap hati-hati sama IPO.
Menurut tujuh penasihat IPO yang diwawancarai Reuters, kekhawatiran terbesar mereka adalah dampak konflik seperti perang Israel-Iran dan ketidakpastian performa saham setelah IPO.
"Masih ada rasa gugup dan efek sisa dari masalah tarif dan perang di Timur Tengah," kata Scott McCubbin, kepala praktik IPO EY untuk Inggris dan Irlandia.
Sementara itu, beberapa perusahaan tidak mau terima valuasi lebih rendah dari harapan, kata para penasihat.
IPO YANG DITUNDA
Perusahaan teknologi medis Jerman, Brainlab, tunda IPO minggu ini karena "ketidakpastian geopolitik".
Perusahaan farmasi Stada tunda IPO di Maret karena volatilitas pasar. Perusahaan Jerman lain, Autodoc, juga tunda IPO bulan lalu tanpa alasan jelas. Investor logam Cobalt Holdings, yang didukung Glencore dan rencananya jadi IPO terbesar London 2025, gagal dapat cukup minat investor, kata sumber ke Reuters. Cobalt Holdings menolak berkomentar.
Serangkaian penundaan IPO ini bikin lebih sulit bagi perusahaan yang mau buka kembali pasar IPO, kata satu sumber dekat proses IPO Brainlab.
Investor dan Brainlab tidak sepakat soal harga, kata dua sumber. Pemegang saham lama tidak puas dengan susunan buku pesanan, kata salah satu sumber, yang berbicara dengan syarat anonim karena prosesnya rahasia.
Juru bicara Brainlab bilang minat investor "sangat kuat", tapi kondisinya belum optimal untuk IPO.
Meski lebih banyak dana masuk ke saham Eropa tahun ini dari investor yang mau kurangi eksposur ke AS, uang itu masuk ke saham perusahaan besar, bukan IPO, kata seorang banker pasar modal.
CERITA BERLANJUT
Beberapa keengganan datang dari kasus seperti Douglas, pengecer parfum Jerman yang sahamnya jatuh lebih dari 12% di hari perdana. Mereka juga turunkan panduan tahun ini.
Jumlah perusahaan yang IPO di kawasan EMEA turun jadi 44 dalam enam bulan pertama tahun ini dari 59 di periode sama tahun lalu, menurut data Dealogic.
Dana yang terkumpul juga turun tajam, dari $14,1 miliar jadi sekitar $5,5 miliar.
Di lingkungan sulit ini, Naveen Mittel dari Citi bilang perusahaan yang rencanakan IPO hampir tidak boleh ada kesalahan.
"Kamu harus bersih dari segi persiapan, struktur, evaluasi harga, dan tidak boleh ada tanda tanya," katanya.
BOUNCE BACK IPO SETELAH MUSIM PANAS?
Ada beberapa kisah sukses tahun ini.
Hacksaw, pengembang game taruhan online, sukses IPO di Nasdaq Stockholm Juni lalu.
"Sulit ambil kesimpulan tegas dari beberapa deal ketika yang lain seperti Hacksaw masih bisa jalan," kata Michael Jacobs dari firma hukum Herbert Smith Freehills. "Tapi rasanya pasar IPO butuh jeda musim panas untuk reset."
Para penasihat berharap beberapa deal besar bisa bantu buka pasar di semester kedua.
Ini bisa termasuk kembalinya Stada, dan kemungkinan IPO dari produsen prostetik Ottobock, unit riset dan teknologi Deutsche Boerse ISS Stoxx, dan bisnis iklan Swiss Marketplace Group.
Stada bilang sedang evaluasi semua opsi, termasuk IPO. Swiss Marketplace Group bilang sudah siapkan diri untuk IPO, tapi pemegang sa