Analisis Pasar Hari Ini: Penutupan Pemerintah Berakhir di Tengah Ketidakpastian Inflasi dan Tenaga Kerja

Pasar saham, bersoraklah! Pemerintah Amerika akhirnya buka kembali setelah tutup paling lama dalam sejarah. Orang yang optimis mungkin pikir ini selesai sampai pemerintahan baru, atau setidaknya untuk beberapa tahun ke depan? Eits, jangan senang dulu. Hitungan mundur sudah dimulai lagi, dan waktunya tinggal 78 hari aja.

Tadi malam, Presiden Donald Trump tanda tangani undang-undang untuk akhiri kebuntuan di Capitol Hill yang udah berjalan 43 hari. Isinya termasuk dana untuk bantuan makanan SNAP, Departemen Pertanian, Kongres, dan urusan veteran sampai September tahun depan. Tapi sayangnya, hampir semua departemen federal lain cuma dapat dana sampai tanggal 30 Januari besok.

Walaupun Wall Street jarang terganggu karena pertengkaran uang di Washington, tapi makin lama pemerintah tutup, makin besar dampak buruknya untuk ekonomi. Beberapa penerbangan sempat berhenti karena staf FAA gak dibayar, dan para pekerja yang dirumahkan juga mengurangi belanja karena khawatir gak dapat gaji.

Masalah terbesar untuk investor mungkin adalah tidak adanya data selama pemerintah tutup. Badan Statistik Tenaga Kerja tidak bisa merilis laporan pasar kerja yang sangat ditunggu-tunggu, yang bikin orang takut bahwa lapangan kerja melambat dengan cepat.

Data inflasi juga tidak keluar. Ini artinya, kekhawatiran soal kenaikan harga karena tarif (atau toko yang diam-diam naikin harga saat data tidak ada) mungkin tidak terlihat, dan baru ketahuan nanti.

Tidak adanya data inflasi dan tenaga kerja juga jadi masalah besar untuk Komite Federal yang menetapkan suku bunga. The Fed harus ambil keputusan penting tanpa data yang jelas, dan ini bikin semua orang jadi gelisah.

Ketidakpastian ini mungkin tidak akan lama. Seperti kata Jim Reid dari Deutsche Bank: "Kita bisa saja menghadapi shutdown lagi dalam waktu 10 minggu, terutama jika ketegangan tentang subsidi kesehatan yang didorong Partai Demokrat makin panas. Tapi untuk sekarang, pasar saham jadi lebih senang."

MEMBACA  Kabar Besar bagi Investor Saham Rivian

Pasar pagi ini cukup datar. Di New York kemarin, S&P 500 naik sedikit, Dow Jones naik 0,68%, sedangkan Nasdaq dan Russell 2000 turun sedikit. Di Eropa, Jerman DAX dan FTSE 100 turun 0,4%, sementara Perancis CAC 40 naik tipis 0,69%. Di Asia, pasar lebih cerah: Nikkei 225 naik 0,43%, Bursa Shanghai naik 0,73%, dan Hang Seng naik 0,56%.

Menetapkan nada untuk Januari

Dengan menandatangani kesepakatan ini, Presiden Trump juga memberikan pesan untuk negosiasi selanjutnya: "Kami memberikan pesan yang jelas bahwa kami tidak akan pernah menyerah pada pemerasan," katanya.

Di waktu yang sama, Gedung Putih mengonfirmasi bahwa data ekonomi untuk bulan Oktober mungkin tidak akan pernah dirilis. "Semua data ekonomi yang belum dirilis akan rusak permanen, membuat pembuat kebijakan di The Fed terbang buta di saat yang sangat penting," kata juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt.

Aset alternatif seperti emas kemungkinan akan bagus di masa tidak pasti ini, kata UBS. "Ketidakpastian politik seharusnya terus mendukung harga emas," tulis mereka.

Mereka menjelaskan: "Shutdown sebagian masih mungkin terjadi setelah 30 Januari jika Kongres tidak menyetujui dana untuk departemen federal lainnya. Ditambah lagi, ketidakpastian soal keputusan Mahkamah Agung tentang hukum tarif berdasarkan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional juga akan mendukung emas."

Ini ringkasan pasar sebelum pembukaan di New York pagi ini:

  • Futures S&P 500 turun sangat tipis 0.021%.
  • STOXX Europe 600 naik sedikit 0.079%.
  • FTSE 100 Inggris turun 0.40%.
  • Nikkei 225 Jepang naik 0.43%.
  • CSI 300 Cina naik 1.21%.
  • NIFTY 50 India datar.
  • Bitcoin ada di $103K.