Oleh Wayne Cole
SYDNEY (Reuters) – Bank sentral Australia punya masalah komunikasi yg bikin kebijakan suku bunga jadi lebih tidak pasti, apalagi saat ketidakpastian global udah tinggi. Ini bikin rugi investor.
Masalahnya mulai sejak perubahan di Reserve Bank of Australia (RBA) bulan April, di mana keputusan suku bunga sekarang sepenuhnya di tangan Dewan Kebijakan Moneter baru yg punya sembilan anggota.
Di rapat kedua bulan Mei, dewan ini putuskan turunin suku bunga 0,25% jadi 3,85%. Mereka juga lebih "dovish" dari yg diperkirakan analis, bahkan sempat pertimbangin potong 50 basis point karena dampak tarif AS.
Gabung sama data ekonomi yg lemah, investor jadi taruh banyak uang buat prediksi potongan lagi di Juli. Polling Reuters ke 37 ekonom juga tunjukin 31 orang prediksi potongan.
Investor percaya diri karena RBA tidak melawan ekspektasi pasar, beda dari biasanya. Tapi, mereka kaget berat saat dewan ternyata pertahankan suku bunga dgn voting 6-3. Banyak investor rugi besar.
Gubernur RBA Michele Bullock bilang, bank tidak bisa kasih panduan lagi karena keputusan suku bunga sekarang murni di tangan dewan. Intinya, RBA udah ubah cara komunikasi ke pasar—tapi gak bilang-bilang.
"Karena tidak ada anggota dewan yg bisa mewakili seluruh keputusan, komunikasi antar rapat ke depan gak akan jelas setuju atau tidak sama pasar," kata Luci Ellis, ekonom Westpac dan mantan pejabat RBA.
"Ini artinya pasar bakal lebih sering kaget dibanding di negara kayak AS, di mana bank sentral lebih prioritaskan hindari kejutan."
RBA MINORITAS DI DEWANNYA SENDIRI
Sekarang, laporan inflasi yg baik bikin investor yakin dewan bakal potong suku bunga jadi 3,60% di rapat 12 Agustus. Mereka harap RBA gak mau kagetin pasar dua kali berturut-turut.
Tapi komposisi dewan ini bikin tambah tidak pasti. Hanya ada dua pejabat RBA, satu pejabat Kementerian Keuangan, dan enam anggota eksternal dgn latar ekonomi, bisnis, dan perbankan. Anggota eksternal ini ditunjuk Menteri Keuangan dgn masukan RBA.
Pasar hampir gak tau pendapat enam anggota ini, dan ini gak bakal berubah karena rencana mereka cuma tampil publik sekali setahun.
Bisa aja anggota dewan RBA kalah suara, tapi gubernur tetap harus jelasin keputusan yg gak mereka setuju. Dan karena voting gak dipublikasi, kadang investor gak bakal tau kalo bank sentral "dikalahin".
"Gubernur lebih gampang dikalahin karena jumlah anggota eksternal lebih banyak," kata Jonathan Kearns, ekonom Challenger dan mantan pejabat RBA. "Sekarang dewan mungkin lebih berani buat beda pendapat sama gubernur."
Format baru ini bikin RBA beda dari bank sentral lain. Fed dan ECB punya dewan isinya cuma bankir sentral, sedangkan Bank of England punya lima bankir sentral dan empat ekonom profesional.
Voting anggota dewan di Fed dan BoE dipublikasi, dan mereka belakangan lebih sering beda pendapat.
Wakil Gubernur RBA Andrew Hauser akui keputusan Juli lebih tidak terduga dari yg seharusnya. Dia bilang dewan masih "cari-cari cara" soal kebijakan.
Dia tegaskan ketidakpastian ini gak bakal jadi norma baru, tapi bakal ada "kejutan sesekali". Investor yg taruh uang buat potongan suku bunga berharap minggu depan gak jadi salah satunya.
(Laporan oleh Wayne Cole, tambahan laporan oleh Stella Qiu; Disunting oleh Lincoln Feast.)