Menurut data dari analis Pantheon Macroeconomics, Samuel Tombs dan Oliver Allen, tarif Presiden Trump mau mulai tekan pertumbuhan gaji di AS.
Mereka akui pertumbuhan gaji tahunan di AS sejauh ini “cukup kuat”—itu 3,7% di bulan Agustus, turun dari 4,0% di Desember sebelumnya. Tapi, mereka bilang, sebuah indikator penting pasar kerja baru saja mencapai nol, yang artinya perusahaan-perusahaan mengurangi kenaikan gaji untuk pekerjaan baru.
Pelacak Pertumbuhan Gaji dari Bank Sentral Atlanta mengukur “yang pindah kerja dan yang bertahan”: pertumbuhan gaji orang yang pindah kerja dikurangi pertumbuhan gaji orang yang tetap di perusahaan. Biasanya angka ini positif karena yang pindah biasanya dapat gaji lebih tinggi. Tapi bulan-bulan ini, kedua ukuran itu saling hapus—artinya orang yang pindah kerja tidak menemukan kenaikan gaji yang lebih baik di tempat lain.
Hal ini terjadi sementara ukuran lain untuk pertumbuhan gaji juga sudah melemah, termasuk rasio lowongan kerja terhadap orang yang nganggur, yang sekarang di bawah satu.
Empat dari lima survei Bank Sentral daerah menunjukkan jumlah perusahaan yang bilang akan naikkan gaji sudah “turun” akhir-akhir ini, kata Tombs dan Allen. Pertumbuhan gaji akan melambat ke 3% pada awal 2026, menurut data dari Bank Sentral Atlanta.
Pantheon bilang pertumbuhan gaji adalah ukuran penting walaupun sering kalah perhatian sama angka pekerjaan dan tingkat pengangguran. Sebab, “pelambatan setengah persen dalam pertumbuhan gaji tahunan pengaruhnya sama besar dengan penurunan 70 ribu dalam pertumbuhan gaji bulanan.”
Kedua analis ini menyalahkan tarif Trump, karena perusahaan yang harus bayar pajak impor baru itu berusaha potong gaji untuk menjaga keuntungan mereka. Kesimpulan ini tidak terduga karena pengetatan imigrasi oleh pemerintahan Trump buat banyak orang kira pasar kerja yang ketat akan menyebabkan gaji lebih tinggi.
“Data menunjukkan pertumbuhan gaji melambat lebih banyak di sektor perdagangan dan transportasi, dan ke level yang lebih rendah, dibanding sektor besar lain sejak akhir tahun lalu. Kekhawatiran bahwa pekerja akan bisa dapat kenaikan gaji lebih besar sebagai respons terhadap tarif itu kelihatannya sangat kecil kemungkinannya untuk terwujud,” tulis mereka.
Fortune Global Forum kembali pada 26–27 Oktober 2025 di Riyadh. CEO dan pemimpin global akan berkumpul untuk acara undangan yang dinamis, membentuk masa depan bisnis. Ajukan permohonan undangan.