Amerika Serikat tetap menjadi pemimpin jelas dalam penciptaan kekayaan global. Jumlah miliarder mereka bertambah dan kekayaan gabungan mereka melonjak tahun lalu, menurut Laporan Ambisi Miliarder UBS 2025.
Kekayaan miliarder AS naik hampir seperlima (18%) menjadi $6,9 triliun pada 2025. Lonjakan besar ini membantu meningkatkan jumlah miliarder global jadi 2.919 orang, dengan total kekayaan rekornya $15,8 triliun.
AS sekarang memiliki 924 miliarder, hampir sepertiga dari total global. Pertumbuhan di wilayah Amerika, yang dipimpin AS, membuat kekayaan miliarder naik 15,5% jadi $7,5 triliun.
Kenaikan dramatis di AS ini didorong oleh tahun yang luar biasa untuk inovasi dan kenaikan harga aset keuangan. AS mendapat 109 miliarder baru, jauh lebih banyak dari 18 yang turun peringkat atau meninggal. Sebanyak 87 dari mereka adalah miliarder self-made, menyumbang $171,9 miliar untuk kekayaan baru.
Sektor teknologi memainkan peran penting. Aset miliarder teknologi global naik 23,8% jadi $3 triliun. Kenaikan ini terkait nilai perusahaan yang mendorong revolusi AI, seperti Nvidia, Oracle, dan Meta.
Enam miliarder teknologi AS saja melihat kekayaan mereka naik gabungan $171 miliar dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2025 mencatat jumlah tertinggi kedua orang self-made menjadi miliarder dalam sejarah laporan ini, menunjukkan penciptaan bisnis yang luas di berbagai sektor.
Sementara itu, “transfer kekayaan besar” yang lama dinantikan semakin cepat. Secara global, setidaknya $5,9 triliun diperkirakan akan diwariskan ke anak-anak miliarder dalam 15 tahun ke depan. Dari jumlah itu, $2,8 triliun akan ke ahli waris AS. Perhitungan ini mungkin konservatif karena tidak memperhitungkan apresiasi nilai aset di masa depan.
Laporan itu menyoroti bahwa keluarga menjadi semakin internasional seiring transfer kekayaan, namun warisan itu sendiri akan terkonsentrasi di sejumlah kecil pasar, dengan AS memimpin.
Miliarder perempuan membuat kemajuan pesat di 2025. Meski hanya ada 374 miliarder perempuan global, kekayaan rata-rata mereka tumbuh 8,4% jadi $5,2 miliar, lebih dari dua kali lipat pertumbuhan rata-rata pria (3,2%). Ini didorong sebagian oleh warisan. Dari 43 perempuan yang jadi miliarder tahun itu, 27 mewarisi sementara 16 adalah self-made.
Meski ada warisan besar, miliarder yang disurvei menginginkan anak-anak mereka meraih sukses secara mandiri. Lebih dari 8 dari 10 (82%) berharap anak mereka kembangkan keterampilan dan nilai untuk sukses tanpa hanya mengandalkan warisan. Lebih dari setengah (55%) juga ingin ahli waris mereka gunakan kekayaan untuk dampak positif bagi dunia.
Selain itu, miliarder sangat mobile. 36% dari yang disurvei telah pindah setidaknya sekali, dan 9% lagi mempertimbangkan pindah. Tiga alasan utama pindah adalah kualitas hidup lebih baik (36%), kekhawatiran geopolitik (36%), dan mengatur urusan pajak lebih efisien (35%). Mobilitas tinggi ini berpotensi mengubah peta geografis tempat kekayaan akhirnya ditransfer.
Laporan ini dihasilkan sebagian melalui survei online terhadap 87 klien miliarder dan wawancara mendalam yang dilakukan selama beberapa minggu pada September dan Oktober.