Layanan cloud Amazon, AWS, sempat mengalami gangguan kemarin. Gangguan ini pengaruhi banyak aplikasi dan website populer kayak Snapchat, WhatsApp, Fortnite, dan Venmo. AWS melaporkan ada masalah di region Virginia, yang menyebabkan lebih dari 11 juta laporan masalah dari pengguna.
Untungnya, masalah utamanya bisa diperbaiki dalam waktu tiga jam dan layanan normal kembali siang harinya. Gangguan ini juga cuma berdampak kecil pada saham AMZN, yang malah naik 1.6% kemarin.
Meski begitu, ada juga yang meragukan masa depan saham AMZN karena market share AWS dikatakan menurun dan kurang inisiatif di AI. Tapi, mengabaikan perusahaan sebesar Amazon mungkin bisa rugi sendiri. Kenapa? Mari kita analisis.
Amazon bukan cuma perusahaan e-commerce. Mereka juga pemimpin global di layanan cloud, streaming, logistik, dan elektronik. Berkat bisnis-bisnis ini, pendapatan dan laba Amazon tumbuh sangat pesat dalam lima tahun terakhir.
Laba Amazon juga selalu melebihi perkiraan analis selama lebih dari dua tahun. Di kuartal kedua 2025, penjualan bersihnya naik 13% jadi $167.7 miliar. Sales untuk AWS melonjak 17.5% menjadi $30.9 miliar.
Earning per saham naik 33.3% menjadi $1.68, jauh lebih tinggi dari perkiraan $1.33. Arus kas juga sehat, dengan $32.5 miliar dari aktivitas operasi. Perusahaan punya cash balance $57.7 miliar dan tidak punya utang jangka pendek.
Analis memperkirakan pertumbuhan pendapatan dan laba Amazon masih sangat tinggi, jauh di atas rata-rata sektor. Amazon akan melaporkan earning kuartal ketiga pada 30 Oktober.
Amazon punya banyak hal yang mendukung pertumbuhannya. Memang butuh biaya besar yang tekan margin jangka pendek, tapi prospek jangka panjangnya sangat menjanjikan untuk pemegang saham. Perusahaan sedang gencar berinvestasi di logistik otomatis, data center, dan sistem AI.
Walau ada yang bilang pangsa pasar AWS turun, unit ini masih kuasai 30% pasar cloud global. Keunggulannya datang dari teknologi yang matang, jangkauan operasi yang luas, dan ekosistem mitra yang kuat. AWS menawarkan lebih dari 200 layanan lengkap, dari komputasi hingga AI.
Infrastruktur global AWS dengan lebih dari 30 region dan 100 availability zone memastikan kinerja yang cepat dan andal bagi pengguna di seluruh dunia.
Di sisi AI, Amazon mengembangkan chip sendiri seperti Trainium 2, yang menawarkan kinerja harga 30-40% lebih baik dari GPU standar. Layanan AI generatif mereka, Bedrock, juga semakin populer.
Bisnis iklan Amazon juga tumbuh kuat, meraup $15.7 miliar di kuartal kedua. Didukung lebih dari 300 juta anggota Prime yang setia, engagement pengguna yang tinggi semakin mendorong pendapatan iklan dan e-commerce.
Secara keseluruhan, prospek Amazon tetap kuat berkat marketplace onlinenya yang besar, pemanfaatan data pelanggan yang pintar, dan sinergi dari berbagai bisnisnya yang saling terkait.
Analis secara umum sangat optimis dengan saham AMZN, memberikan rating “Strong Buy” dengan harga target rata-rata $267.30. Ini artinya potensi kenaikan sekitar 23% dari harga sekarang. Dari 57 analis, 50 memberikan rating “Strong Buy”.