Senator Amerika, Bernie Sanders, sudah lama menjadi lawan politik Presiden Donald Trump. Tapi, ada kejutan besar: Sanders, yang progresif, malah mendukung rencana Trump untuk mengubah subsidi semikonduktor menjadi kepemilikan saham pemerintah di perusahaan swasta.
Pasangan yang tidak biasa ini—seorang sosialis dari Vermont dan presiden Republik—sekarang setuju pada satu hal: jika pemerintah memberi miliaran dolar, pembayar pajak harus dapat bagian dari keuntungan.
“Kalau perusahaan microchip untung dari uang pemerintah, rakyat Amerika berhak dapat kembali investasinya,” kata Sanders kepada Fortune.
Masalahnya adalah Intel, perusahaan chip yang dapat $10.9 miliar dari CHIPS Act tahun 2022. Trump ingin menukar sebagian bantuan itu dengan kepemilikan saham pemerintah. Ini bikin pasar nervous dan saham Intel turun 6%.
Intel menolak untuk berkomentar.
Teman yang Aneh
Ide ini sebenarnya dari Sanders sendiri. Dia dulu sudah kritik CHIPS Act sebagai bantuan untuk perusahaan kaya. Tahun 2022, dia dan Senator Elizabeth Warren ajukan amendemen agar pemerintah dapat saham atau hutang dari perusahaan chip yang terima uang federal, tapi amendemen itu gagal.
Sekarang, Trump hidupkan lagi ide itu dan Sanders senang.
Untuk Trump, ini adalah langkah menuju intervensi pemerintah di sektor swasta, sesuatu yang dia lakukan lebih sering di periode keduanya. Bulan ini, Trump minta CEO Intel, Lip-Bu Tan, mundur karena punya hubungan dengan perusahaan Cina. Strategi ekonominya Trump sekarang campuran antara populisme dan kapitalisme negara.
Gedung Putih tidak membalas permintaan komentar dari Fortune.
Pasar Tidak Senang
Investor tidak senang dengan strategi baru ini. Mereka hukum saham Intel karena khawatir dengan rencana pemerintah. Intel sendiri sudah cari tambahan modal, termasuk $2 miliar dari SoftBank bulan ini.
Departemen Perdagangan masih tinjau cara terapkan rencana ini. Pesannya jelas: Amerika Serikat tidak mau lagi subsidi pembuatan semikonduktor tanpa syarat.
Untuk Sanders, ini kemenangan. Untuk Trump, ini strategi baru. Tapi untuk Intel, yang dulu adalah raja chip Amerika, ini adalah halangan lain di tahun yang sudah sulit.
Memperkenalkan Fortune Global 500 2025, peringkat perusahaan terbesar di dunia. Lihat daftar tahun ini.