Alexandr Wang, yang menjadi miliarder self-made termuda sedunia di usia 24 tahun, sekarang di usia 28 tahun memimpin salah satu upaya AI paling ambisius di Silicon Valley. Dalam 60 hari pertamanya di Meta, dia membangun lab berisi 100 orang yang dia gambarkan sebagai "lebih kecil dan lebih padat bakat dibanding lab lain."
Tujuanya: tak kurang dari kecerdasan super (superintelligence).
Wang, dengan pandangan luasnya tentang industri, punya nasihat untuk anak-anak, terutama Generasi Alpha yang sekarang masuk sekolah menengah: Lupakan bermain game, olahraga, atau hobi setelah sekolah yang tradisional.
"Kalau kamu umur 13 tahun, kamu harus menghabiskan semua waktumu untuk vibe coding," katanya dalam wawancara TBPN baru-baru ini. "Begitulah cara kamu harus menjalani hidup."
Sebuah Momen Generasi
Bagi Wang, alasannya sederhana. Setiap insinyur, termasuk dirinya sendiri, sekarang menulis kode yang dia yakini akan menjadi usang dalam lima tahun.
"Semua kode yang pernah saya tulis dalam hidup saya akan digantikan oleh apa yang dihasilkan oleh model AI," ujarnya.
Realiasi itu membuatnya, menurut kata-katanya, "teradikalisasi oleh coding AI." Yang paling penting sekarang bukanlah sintaks, atau mempelajari bahasa pemrograman tertentu, tetapi waktu yang dihabiskan untuk bereksperimen dan mengarahkan alat-alat AI.
"Ini sebenarnya momen diskontinuitas yang luar biasa," kata Wang. "Kalau kamu kebetulan menghabiskan 10.000 jam bermain dengan alat-alat itu dan mencari tahu cara menggunakannya lebih baik dari orang lain, itu adalah keuntungan besar."
Remaja memiliki keunggulan jelas dibanding orang dewasa: waktu dan kebebasan untuk menyelami teknologi baru. Dan jika dulu remaja yang wirausaha memanfaatkan waktu ini untuk jualan sepatu atau menjalankan server Minecraft, Wang mengatakan fokusnya sekarang haruslah pada kode.
Dia membandingkan momen ini dengan awal revolusi PC. Bill Gates dan Mark Zuckerberg dunia memiliki "keuntungan besar" hanya karena mereka tumbuh sambil mengutak-atik komputer paling awal.
"Momen itu terjadi sekarang juga," kata Wang. "Dan orang yang menghabiskan paling banyak waktu dengannya akan memiliki keunggulan di ekonomi masa depan."
Membangun untuk Kecerdasan Super
Wang tidak sungkan-sungkan tentang ambisi Meta. Dia menyebut infrastruktur, skala, dan distribusi produk perusahaan itu tak tertandingi.
"Kami punya model bisnis untuk mendukung pembangunan komputasi yang harganya ratusan miliar dolar," katanya.
Timnya, yang sedikit lebih dari 100 orang, sengaja dirancang untuk menjadi "lebih kecil dan lebih padat bakat" daripada pesaing. "Lab lain ukurannya sekitar 10 kali lebih besar," kata Wang, tetapi lab mereka punya koder yang "hebat."
Lab ini dibagi menjadi tiga pilar: riset, produk, dan infrastruktur. Riset membangun model yang menurut Wang pada akhirnya akan "menjadi superintelligent." Produk memastikan mereka didistribusikan ke miliaran pengguna melalui platform Meta. Dan infrastruktur berfokus pada apa yang dia sebut "pusat data terbesar di dunia."
Wang sangat antusias tentang perangkat keras. Seperti banyak eksekutif Meta sekarang, dia menunjuk ke kacamata pintar baru perusahaan, yang punya demo yang sangat foppish, sebagai "mekanisme pengiriman alami untuk superintelligence."
Ditempatkan tepat di sebelah indra manusia, mereka akan menggabungkan persepsi digital dengan kognisi.
"Ini benar-benar akan terasa seperti peningkatan kognitif," kata Wang. "Kamu akan mendapatkan 100 poin IQ dengan memiliki superintelligence-mu di samping kamu."
Mengapa Vibe Coding Penting
Vibe coding adalah singkatan untuk perubahan ini: menggunakan perintah bahasa alami untuk menghasilkan dan mengulang kode. Alih-alih menulis sintaks yang kompleks, pengguna menggambarkan maksud mereka, dan AI menghasilkan prototipe yang berfungsi.
Konsep ini menyebar ke jajaran eksekutif di Silicon Valley. CEO Klarna Sebastian Siemiatkowski mengatakan dia sekarang dapat menguji ide dalam 20 menit, alih-alih menghabiskan minggu-minggu siklus teknik. CEO Google Sundar Pichai mengungkapkan bahwa AI sudah menghasilkan lebih dari 30% kode baru di perusahaan, menyebutnya lompatan terbesar dalam pembuatan perangkat lunak dalam 25 tahun.
Wang melangkah lebih jauh. Baginya, vibe coding bukan hanya sekadar trik produktivitas, tetapi mandat budaya masa depan. Yang penting bukanlah kodenya sendiri — melainkan jam-jam membangun intuisi yang datang dari mendorong alat AI hingga batasnya, itulah mengapa dia mendesak Gen Alpha untuk mulai sejak dini.
"Peran seorang insinyur sekarang sangat berbeda dari dulu," katanya.
Fortune Global Forum kembali 26–27 Oktober 2025 di Riyadh. CEO dan pemimpin global akan berkumpul untuk acara dinamis hanya dengan undangan yang membentuk masa depan bisnis. Ajukan permohonan undangan.