Sudah jam 10 malam setelah hari yang panjang. Anda pulang ke rumah dan bertanya, “Ada yang kasih makan anjing nggak? Siapa yang kasih makan?” Panos Panay bercerita dia sering teriak seperti itu ke keluarganya yang beranggotakan enam orang.
Ternyata, anjingnya belum dikasih makan. Jadinya, semua anak-anaknya “berlarian ke sudut masing-masing,” ceritanya ke audiens Brainstorm AI Fortune di San Francisco hari Senin.
Wakil presiden senior untuk perangkat dan layanan di Amazon ini bilang, Alexa+ baru yang pakai AI generatif, yang berjalan di hardware Echo dan bisa terhubung dengan perangkat lain seperti kamera keamanan Ring milik Amazon, bertujuan untuk meringankan beban pikiran di rumah: mengingat apakah hewan peliharaan sudah makan, restoran yang diusulkan setiap anggota keluarga lalu diveto, dan pesanan belanja rutin. Ide nya adalah punya kecerdasan buatan “ambien” di sekitar rumah agar perangkat bisa bantu dalam tugas, pekerjaan rumah, dan masalah lain di pusat komando rumah tangga, kata Panay.
Alexa+ yang baru ini lebih bisa ngobrol, kata Panay. Kamu nggak perlu lagi ngomong dengan sempurna dan terpisah-pisah agar dia (atau “dia”, seperti Panay menyebut asisten virtual ini) paham apa yang kamu maksud.
“Menurut gue, dia itu DJ terbaik di planet ini,” kata Panay. “Kamu punya personal shopper, kamu punya pelayan, kamu punya asisten pribadi, kamu punya manajer rumah. Beda orang pakai Alexa untuk hal yang beda, dan sekarang dia kayak ditingkatkan jadi super,” ujar Panay.
Selain memastikan anjing belum dikasih makan, Panay bilang dia pakai Alexa+ Minggu malam untuk menghindari debat klasik lain: keluarga harus makan malam di mana. Keputusan makan malam dan urusan hewan peliharaan adalah “pertengkaran klasik di rumah gue,” kata Panay ke audiens Brainstorm AI.
Anak bungsunya sebelumnya usul beberapa restoran yang mau dikunjungi untuk makan cepat dan belum pernah ke sana. Panay minta Alexa untuk mengingatkan restoran mana yang khusus diusulkan anaknya. Itu adalah restoran sushi dan anaknya menikmatinya, kata Panay. Jenis bantuan mendengar dan debat yang ambient seperti itu lah tujuannya, katanya. Jadi orang nggak perlu keluarin hape dan mulai ngetik dan geser-geser cari info.
Dari situ, Panay bilang Alexa juga bisa melakukan tindakan yang lebih konkrit seperti buat reservasi di platform makan OpenTable, pesan antar di malam santai, panggil Uber, dan urus masalah rumah seperti kasih tau berapa paket yang dikirim atau jumlah tamu yang mampir. Panay bilang Amazon punya lebih dari 150 partner untuk bantu integrasi ini, walau masih perlu kerja lagi untuk dapat lebih banyak partner, tambahnya.
Sejauh ini, Alexa+ sudah diluncurkan ke pengguna akses awal dan minggu ini produknya tersedia buat mereka yang ada di daftar tunggu panjang, kata Panay. Produknya didukung iklan Amazon. Minggu ini, produknya dirilis ke siapa pun yang punya perangkat Echo. Model monetisasi bisnisnya melibatkan “flywheel” dari ekosistem ritel Amazon sebesar $2,4 triliun, terutama sekitar belanja baju, bahan makanan, dan barang konsumen lain. “Kalau kamu belanja dari daftar belanja dan sering pesan bahan makanan, Alexa tahu apa yang kamu lakukan, dan pada akhirnya, bisa pesan duluan untuk kamu ke depannya,” ujarnya.
Pada akhirnya, Panay bayangkan pengguna ingin “asistenmu ada di mana pun kamu pergi” karena “semakin dia paham tentang kamu, semakin informatif dia, semakin baik dia bisa layani kebutuhanmu.” Dan walaupun Panay bilang akan ada inovasi terus dari Amazon di bidang ini, dia menolak ungkap produk spesifik apapun. Dia bilang Amazon punya “lab penuh ide,” tapi kebanyakan nggak akan keluar dari lab itu.