Lebih dari 700,000 pegawai pemerintah federal tidak menerima gaji karena pemerintah sedang shutdown dan sudah masuk minggu keempat. Tapi, ada pengecualian untuk 70,000 petugas penegak hukum.
Seorang juru bicara Departemen Keamanan Dalam Negeri (Homeland Security) konfirmasi ke Fortune bahwa agen patroli perbatasan, petugas deportasi, agen rahasia, dan polisi udara akan tetap dibayar selama shutdown. Gaji mereka ditanggung oleh undang-undang “One Big Beautiful Bill” dari Trump yang kasih dana tambahan $75 miliar untuk ICE.
Menteri Keamanan Dalam Negeri Kristi Noem bilang di media sosial kalau para petugas ini akan terima “super checks” pada hari Rabu. Cek ini akan bayar gaji untuk periode berikutnya, termasuk gaji yang hilang di hari-hari awal shutdown dan uang lembur.
Tapi, tidak semua pekerja penting seberuntung itu. Ratusan ribu pegawai lain seperti pengawas lalu lintas udara tidak dibayar, padahal pekerjaan mereka sangat penting. Banyak dari mereka kerja 60 jam selama enam hari dalam seminggu, dan ada juga yang cari kerja sampingan seperti jadi sopir Uber atau anter makanan pakai DoorDash karena butuh uang.
Presiden Asosiasi Pengawas Lalu Lintas Udara Nasional, Nick Daniels, bilang kalau janji “nanti dibayar” tidak bisa dipakai untuk bayar tagihan atau cicilan rumah. Tidak ada yang terima janji saja, dan para pengawas lalu lintas udara juga merasakan tekanan itu.
Keputusan siapa yang dibayar dan siapa yang tidak selama shutdown tergantung pada bagaimana departemen memilah pegawai menjadi kelompok penting dan tidak penting, juga dari anggaran gaji yang mungkin tidak terpengaruh oleh berhentinya anggaran pemerintah.
Namun, proses pemilihan ini sangat sembarangan dan subyektif. Ini menunjukkan kegagalan dari sistem shutdown pemerintah, yang sebenarnya lebih mahal daripada menjaga pemerintah tetap berjalan. Seorang ahli ekonomi memperkirakan setiap minggu pemerintah tutup, kerugian ekonomi mencapai $7 miliar dan pertumbuhan ekonomi Amerika turun 0.1%.
Seorang pakar keuangan publik dari Universitas Harvard, Linda Bilmes, bilang ini adalah sistem yang tidak berfungsi dengan baik. Dia bilang proses ini sangat tidak teratur dan siapa yang akhirnya dibayar atau tidak menjadi sangat semena-mena.
### Sistem yang ‘Tidak Berfungsi’
Dalam 50 tahun terakhir, sudah terjadi 20 kali “kesenjangan pendanaan” pemerintah. Ini sering terjadi setelah reformasi anggaran Kongres tahun 1974. Akibatnya, proses menyetujui dan membagikan dana pemerintah menjadi sangat ruwet dan rumit.
Misalnya, Departemen Urusan Veteran punya anggaran untuk dua tahun, jadi dana mereka tidak berhenti saat anggaran pemerintah macet. Sebaliknya, kantor paten dan merek dagang dananya bukan dari anggaran Kongres, tapi dari biaya paten, jadi gaji pegawainya juga tidak terpengaruh shutdown.
Bilmes juga bilang, meminta pegawai berhenti kerja sementara selama shutdown malah bisa lebih mahal daripada terus bayar mereka. Kontraktor pemerintah biasanya tidak dibayar saat difurlough, dan tidak seperti pegawai federal lain, mereka tidak dijamin akan terima gaji yang tertunda.
Bilmes mengusulkan agar ada penyelesaian otomatis saat shutdown, seperti memperpanjang anggaran tahun sebelumnya secara otomatis. Dia akui bahwa proses yang sekarang tidak menguntungkan masyarakat Amerika.
“Menurut saya,” katanya, “ini seperti kita menghabiskan uang untuk menembak kaki sendiri, dan memutuskan kaki mana yang mau ditembak duluan.”