Dengan dua kali menang Piala Dunia, medali perunggu Olimpiade, dan pengalaman di banyak liga profesional di seluruh dunia, Christen Press adalah salah satu pemain sepak bola wanita paling produktif saat ini. Tapi penggemar akan sulit menemukan bukti digital dari awal karirnya saat dia bermain di Women’s Professional Soccer (WPS), liga sebelum National Women’s Soccer League (NWSL) yang tutup tahun 2012.
“Kalau kamu coba cari highlight tahun-tahun pertamaku sebagai pemain pro, kamu gak bakal nemu,” kata Press ke Marketing Brew. “Highlight timnas AS selalu ada, tapi cuma itu yang bisa kamu temukan. Seperti itu satu-satunya pekerjaanku.”
Sekarang, highlight Press—atau pemain sepak bola wanita mana pun—sangat mudah ditemukan. Ini bukti betapa dunia olahraga wanita telah berubah pesat dalam beberapa dekade terakhir. Lebih dari 50 tahun setelah Title IX memberi kesempatan lebih banyak anak perempuan sukses di olahraga, bakat atlet wanita kini lebih banyak dari sebelumnya. Acara olahraga wanita ditayangkan di prime time dengan penonton yang memecahkan rekor, dan banyak merek besar menanamkan uang sponsor ke industri ini.
Siap untuk prime time
Salah satu perubahan besar di sepak bola wanita adalah liputan medianya. Dulu, penggemar sulit menemukan pertandingan di TV kecuali turnamen besar seperti Piala Dunia atau Olimpiade setiap beberapa tahun.
“Awal aku main di WPS dan NWSL, aku bermain di depan ratusan orang di tribun sekolah atau kampus,” kenang Press.
Baru tahun 2022, CBS Sports menayangkan final NWSL di prime time untuk pertama kalinya. Pertandingan itu ditonton 915.000 orang, naik 71% dari 2021. Rekor ini pecah lagi tahun 2024 dengan rata-rata 967.900 penonton.
Perubahan ini tak lepas dari peran sponsor seperti Ally Financial, yang mendorong liga dan stasiun TV untuk memberikan waktu tayang lebih baik.
Media baru
Selain media besar, pemain juga membuat konten sendiri lewat media sosial dan podcast untuk meningkatkan popularitas olahraga ini. Tobin Heath, legenda NWSL dan timnas AS, bilang media sosial mengubah segalanya karena dulu atlet wanita bergantung pada media lama yang sering mengabaikan mereka.
Heath dan Press mendirikan Re—Inc, perusahaan media yang membuat newsletter dan podcast untuk mewakili “gal culture.” Pemain lain seperti Alex Morgan dan Megan Rapinoe juga membuat platform media sendiri untuk terhubung langsung dengan penggemar.
Sponsor dan merek
Seiring pertumbuhan penonton, sponsor juga semakin banyak. NWSL musim ini punya 13 sponsor, termasuk merek baru seperti E.l.f. Beauty. Sponsor jersey juga memecahkan rekor, seperti Dove dengan Gotham FC dan Ring dengan Portland Thorns yang menandatangani kontrak senilai $2.6 juta.
Amazon juga bekerja sama dengan NWSL untuk menayangkan pertandingan dan membuat serial dokumenter. Menurut mereka, antusiasme penggemar dan pertumbuhan liga adalah alasan utama untuk berinvestasi.
“Yang sudah terbukti adalah orang-orang suka olahraga wanita,” kata Heath. “Atlet wanita juga lebih mudah didekati dan lebih baik dalam pemasaran.”
Laporan ini pertama kali terbit di Marketing Brew.