5 Kesalahan Umum yang Sering Dilakukan Saat “Cash Stuffing”

Dari skincare sampe isi kulkas, selalu ada tren baru di TikTok yang cepat narik perhatian kita. Baru-baru ini, ada tren “cash stuffing,” di mana orang rapi ngatur uang mereka ke amplop dan binder budget sambil ngecek kategori pengeluaran sama saldo yang ada.

Meski cash stuffing bisa bantu bangun disiplin keuangan, cara ini nggak sempurna. Ini cara kerja cash stuffing dan tips biar nggak salah seperti pemula.

Konten ini tidak tersedia di wilayah kamu.

Cash stuffing adalah metode budgeting populer di mana kamu tarik gaji dari rekening bank dan bagi uang itu ke amplop untuk tiap kategori pengeluaran. Metode ini juga dikenal sebagai metode amplop.

Kenapa? Kalau bayar pakai kartu atau digital, susah liat pengeluaran dan ngecek kemana uang pergi. Dengan uang cash, kamu bisa liat langsung berapa yang bisa dipakai. Plus, kamu lebih ngerasa “sakitnya” ngeluarin uang hasil kerja keras.

“Sudah bertahun-tahun aku rekomendasikan metode amplop buat yang suka boros di kategori tertentu,” kata R.J. Weiss, perencana keuangan dan CEO The Ways to Wealth.

Weiss bilang, kalau mau coba cash stuffing, nggak perlu dipake buat semua budget. “Pilih aja beberapa kategori di mana kamu biasanya kebanyakan belanja,” katanya. “Jadi, ada batas jelas tiap bulan, apakah kamu melebihi budget atau tidak. Uangnya ada atau nggak.”

Baca juga: Panduan zero-based budgeting

Cash stuffing sederhana secara teori, tapi gampang salah kalau belum pernah ngatur uang kayak gini.

Ini beberapa kesalahan umum yang harus dihindari.

Bawa banyak uang cash bisa berisiko hilang atau dicuri. Kalau mau mulai cash stuffing, bawa aja uang yang mau dipakai hari itu, simpan sisanya di tempat aman (kayak rekening bank yang diasuransikan).

MEMBACA  'Kekhawatiran serius' muncul saat video baru muncul dari Australia yang ditangkap oleh Rusia | Berita Perang Rusia-Ukraina

Baca juga: 7 cara hemat uang dan amanin tabungan

Di dunia digital, pakai cash doang bisa ribet. Banyak tagihan—seperti pulsa, listrik, langganan—sekarang bayarnya cashless.

Jadi, pikirkan kategori mana yang bisa dibayar cash dan cek apakah bankmu punya alat budgeting untuk bikin amplop virtual atau tabungan virtual buat pembayaran digital.

Baca juga: Berapa banyak uang cash yang harus disimpen?

Kalau harus ambil uang dari amplop lain buat nutup pengeluaran, artinya kamu harus evaluasi lagi jumlah uang yang disisihin buat tiap kategori.

Pinjam uang dari kategori lain bikin sulit lacak pengeluaran. Luangkan waktu buat tinjau ulang tiap kategori dan sesuaikan jumlahnya dengan pengeluaran bulananmu yang sebenarnya.

Baca juga: Kategori penting yang harus ada di budget kamu

Meski metode cash stuffing efektif, uang di amplop nggak bisa dapat bunga atau berkembang. Karena itu, cash stuffing sebaiknya dipakai jangka pendek—bukan buat bangun kekayaan jangka panjang.

Misalnya, kalau kamu simpan Rp1 juta di amplop tabungan, uang itu nggak bertambah. Tapi kalau dimasukin ke tabungan dengan bunga 4%, dalam setahun dapat Rp40 ribu tambahan. Nggak banyak, tapi lebih baik daripada nggak dapet sama sekali. Kalau terus nabung, uang bisa makin banyak berkat bunga majemuk.

Ini bukan berarti metode amplop nggak bantu nabung. Liat amplop tabungan makin tebal bisa memotivasi. Tapi, kalau dipake jangka panjang, kamu bakal kehilangan kesempatan dapat penghasilan tambahan.

Baca juga: 10 tabungan dengan bunga tinggi terbaik

Metode amplop bisa efektif, tapi nggak mudah. Kamu harus patuh sama jumlah yang udah ditetapkan buat tiap kategori. Beberapa orang mungkin merasa terbatas.

“Kesalahan paling umum adalah langsung pakai semua kategori,” kata Weiss. “Mulai aja dengan tiga sampai lima kategori di mana kamu suka boros, atau bahkan cuma satu. Konsepnya bekerja, tapi kalau terlalu ribet, kamu nggak bakal bertahan.”

MEMBACA  Oscar De La Hoya Mengutuk Pertarungan Mike Tyson vs Jake Paul yang Diatur: Mengerikan