2 Saham Kecerdasan Buatan (AI) yang Bisa Melonjak di Paruh Kedua 2025

Banyak saham AI turun di paruh pertama tahun ini karena investor menjauhi saham pertumbuhan, tapi akhir-akhir ini ada pemulihan.

Dua perusahaan ini adalah pemimpin di industri mereka dan siap untung dari AI boom.

10 saham lebih bagus dari Amazon ›

Paruh pertama tahun sulit untuk saham AI karena investor takut sama rencana tarif impor Trump. Mereka khawatir harga barang naik, daya beli turun, dan perusahaan pertumbuhan bisa berhenti berkembang.

Indeks S&P 500, Dow Jones, dan Nasdaq turun di April, tapi sekarang sentimen investor membaik. Kesepakatan dagang dengan Inggris dan China bantu, begitu juga komentar dari perusahaan teknologi yang tetap lanjutkan rencana belanja modal.

Meski situasi tarif masih tidak pasti, pandangan pasar yang lebih positif dan prospek jangka panjang beberapa perusahaan bikin ini waktu tepat buat beli saham AI. Dua perusahaan ini mungkin siap naik di paruh kedua tahun.

Kinerja saham Amazon (NASDAQ: AMZN) di paruh pertama tahun ini biasa saja, bahkan hampir gak naik sama sekali. Investor mungkin khawatir Amazon kena dampak tarif impor: harga barang naik bisa pengaruhi penjualan e-commerce, dan AWS mungkin lihat pelanggan kurangi pengeluaran.

Tapi ada alasan buat percaya masalah ini gak akan terjadi. Amazon punya banyak produk dan negara pemasok, jadi mereka bisa lebih fleksibel di lingkungan tarif impor. Untuk AWS, sejauh ini perusahaan tetap belanja untuk strategi AI mereka.

Amazon udah buktikan bisa hadapi lingkungan sulit. Beberapa tahun lalu saat inflasi tinggi, mereka ubah struktur biaya dan langsung berhasil. Struktur baru ini juga bantu Amazon hadapi tekanan biaya ke depannya.

Infrastruktur AI terus dibangun, dan AWS sebagai perusahaan cloud terbesar pasti dapat untung dari permintaan solusi AI. Ini bakal jaga pendapatan miliaran dolar Amazon. Valuasi 35x estimasi laba (turun dari 40x tahun lalu) mungkin bikin investor beli saham ini di paruh kedua tahun.

MEMBACA  Kecantikan Elf, Saham IBD Hari Ini, Memancarkan Sinyal Jual Setelah Kenaikan 150% ke Rekor Tertinggi

Saham Alphabet (NASDAQ: GOOG) (NASDAQ: GOOGL) turun 6% di paruh pertama tahun ini, tapi sekarang udah naik 20% dari titik terendah April. Saya pikir saham ini bakal terus naik di bulan-bulan depan.

Alphabet adalah pemimpin pasar dengan pendapatan miliaran dolar dari platform Google dan bisnis cloud-nya. Google dapat uang dari iklan, sedangkan Google Cloud tumbuh 28% di kuartal terakhir berkat produk AI.

AI jadi fokus utama sekarang. Alphabet punya model bahasa besar (LLM) sendiri yang bikin pencarian lebih baik dan iklan lebih tepat sasaran. Ini bikin pengiklan tetap belanja di Google.

Yang bikin Alphabet menarik sekarang adalah valuasinya yang murah, cuma 18x estimasi laba. Ini bisa bantu saham AI ini naik tinggi di paruh kedua 2025.

Sebelum beli saham Amazon, pertimbangkan ini:

Tim analis Motley Fool Stock Advisor baru aja pilih 10 saham terbaik buat dibeli sekarang… dan Amazon gak masuk. 10 saham ini bisa kasih return besar di tahun-tahun depan.

Contohnya Netflix di 2004… kalau invest $1.000 waktu itu, bisa jadi $671.477!* Atau Nvidia di 2005… $1.000 bisa jadi $1.010.880!*

Rata-rata return Stock Advisor 1.047% — jauh lebih tinggi dari S&P 500 yang cuma 180%. Jangan lewatkan daftar 10 saham terbaru ini.

Lihat 10 saham »

*Return Stock Advisor per 7 Juli 2025

John Mackey, mantan CEO Whole Foods Market (anak perusahaan Amazon), dan Suzanne Frey, eksekutif Alphabet, adalah anggota dewan direksi Motley Fool. Adria Cimino pegang saham Amazon. Motley Fool pegang saham Alphabet dan Amazon.

2 Saham AI yang Bisa Naik Tinggi di Paruh Kedua 2025 awalnya diterbitkan oleh The Motley Fool

MEMBACA  Robbins Geller Rudman & Dowd LLP Mengumumkan bahwa Investor Perion Network Ltd. dengan Kerugian Substansial Memiliki Kesempatan Memimpin Gugatan Kelas Tindakan Oleh Investing.comRobbins Geller Rudman & Dowd LLP mengumumkan bahwa investor Perion Network Ltd. dengan kerugian substansial memiliki kesempatan untuk memimpin gugatan tindakan kelompok melalui Investing.com.