Zelensky Memecat Jenderal yang Memimpin Perang Ukraina Melawan Rusia

Komandan perang Ukraina Letnan Jenderal Yuriy Sodol dipecat oleh Presiden Volodymyr Zelensky. Foto/RFERL

Presiden Volodymyr Zelensky telah memecat seorang jenderal yang menjadi komandan perang Ukraina melawan Rusia di wilayah timur.

Letnan Jenderal Yuriy Sodol, komandan Komando Pasukan Gabungan Militer Ukraina, dipecat setelah seorang tentara terkenal menuduhnya telah menyebabkan korban massal dalam perang melawan Moskow.

Dalam pidato video malamnya pada hari Senin, Zelensky mengatakan Sodol telah digantikan oleh Brigadir Jenderal Andriy Hnatov. Namun, sang presiden tidak memberikan alasan atas pemecatan tersebut.

Mengutip laporan The Guardian, Selasa (25/6/2024), Sodol disingkirkan tak lama setelah Bohdan Krotevych, pemimpin resimen Azov yang dihormati di Ukraina, menuduh jenderal tersebut menyebabkan kemunduran militer yang signifikan dan kerugian besar dalam personel.

Dalam sebuah postingan di aplikasi perpesanan Telegram, Krotevych tidak menyebutkan nama Sodol, namun mengatakan bahwa seorang jenderal yang tidak disebutkan namanya telah membunuh lebih banyak tentara Ukraina daripada jenderal Rusia mana pun.

“Semua personel militer sekarang mengerti siapa yang saya bicarakan karena 99% militer membencinya atas apa yang dia lakukan,” kata Krotevych, seraya menambahkan bahwa dia telah mengajukan banding ke biro investigasi negara (SBI) Ukraina untuk melakukan penyelidikan terhadap aktivitas Sodol.

Setelah pengumuman pemecatan Sodol, Krotevych menulis, “Hnatov adalah perwira yang sangat baik. Saya harap berita di depan akan menjadi lebih baik.”

Sodol diangkat pada Februari lalu dalam perombakan militer kontroversial yang menyebabkan Kolonel Jenderal Oleksandr Syrsky menggantikan Jenderal Valery Zaluzhnyi, seorang komandan populer yang hubungannya dengan Zelensky menjadi tegang.

Ukraina baru-baru ini melakukan beberapa perombakan militer seiring dengan upaya pasukan Kyiv untuk mengubah keadaan, dan sebagian besar pasukannya bersikap defensif.

MEMBACA  Indonesia Bertarung untuk Kursi Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB 2029-2030