Warga Indonesia di Iran Diminta Tetap Waspada Serangan Israel

Jakarta (ANTARA) – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran meminta semua warga negara Indonesia (WNI) di Iran untuk lebih waspada menyusul serangan Israel ke negara itu pada Jumat dini hari waktu setempat.

“Mengingat dinamika di wilayah tersebut, KBRI Teheran menghimbau seluruh warga Indonesia di Republik Islam Iran untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga keselamatan diri serta keluarga dalam menjalankan aktivitas sehari-hari,” kata KBRI pada Jumat.

Selain itu, WNI di Iran diminta untuk tetap berkomunikasi dengan KBRI dan melaporkan kondisi serta lokasi mereka.

Mereka juga disarankan menghindari kerumunan orang, area rentan, membatasi pergerakan seminimal mungkin, serta menyimpan barang berharga dan dokumen di tempat aman.

WNI yang tinggal di Iran juga diminta melengkapi pendataan di KBRI dan memantau perkembangan keamanan setempat melalui media massa dan sumber informasi resmi.

Selain itu, mereka harus mematuhi imbauan keamanan dari otoritas terkait.

“Dalam keadaan darurat, silakan hubungi hotline KBRI Teheran di +98 902 446 8889 (telepon dan WA)/+98 991 466 8845 (hanya WA),” pernyataan KBRI Teheran menyebutkan.

Setelah serangan udara Israel ke beberapa lokasi di Iran pada Jumat, KBRI Teheran menghubungi WNI di sana untuk mengevaluasi kondisi mereka.

KBRI menyatakan bahwa Iran akan melakukan tindakan balasan terhadap serangan Israel dan menyerukan semua anggota PBB, terutama negara-negara kawasan, negara Islam, anggota Gerakan Non-Blok, serta lainnya, untuk mengutuk serangan itu.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Sugiono mengutuk serangan ke Iran dan meminta kedua negara untuk menahan diri.

Menteri berharap situasi tidak memburuk dan menegaskan bahwa kementeriannya akan terus memantau perkembangan.

Berita terkait: Indonesia kutuk serangan Israel ke Iran, serukan pengendalian diri

MEMBACA  Upaya Pembunuhan Israel di Qatar, Pejabat Hamas Beberkan Kronologi Sebenarnya

Reporter: Katriana
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025